SOLOPOS.COM - Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga saat menampilkan drama Jekyll and Hyde di kampus setempat, Jumat (26/5/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGADrama musikal Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga benar-benar menyedot animo penonton, Jumat (26/5/2023) malam.

Hal itu nampak dari antrean penonton yang sudah mengular di Balairung Universitas sejak sore meskipun gate belum dibuka.

Diadakan selama dua hari, Jumat-Sabtu (26-27/5/2023) malam, tahun ini drama FBS mengangkat kisah dari novel sastra karya Robert Louis Stevenson berjudul Dr. Jekyll and Mr. Hyde yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1886.

“Berbeda dari tahun sebelumnya, drama kali ini mementaskan genre psychology thriller,” ungkap Dekan FBS, Drs. Agastya Rama Listya, M.S.M., Ph.D.

Dalam sambutannya, Drs. Agastya Rama Listya, menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa FBS yang telah mempersiapkan drama yang digarap selama kurang lebih tujuh bulan ini.

“Kami berharap pementasan drama ini akan meninggalkan kesan yang mendalam bagi seluruh penonton yang menyaksikan pertunjukan drama,” imbuhnya.

Sementara itu, Rosa Delima Ayuninda selaku sang produser mengungkapkan drama ini dipilih karena sarat akan pesan moral di dalamnya.

“Setiap manusia memiliki sisi baik dan sisi buruk masing-masing. Namun begitu, kita memiliki pilihan sisi mana yang ingin kita tonjolkan dalam diri kita, apakah sisi baik atau sisi buruk,” ujarnya.

Terobsesi dengan ayahnya, seorang dokter bernama Henry Jekyll terdorong untuk menciptakan obat yang mampu memisahkan emosi baik dan buruk pada manusia.

Namun, alih-alih menemukan obatnya, ramuan itu justru menciptakan sisi lain dari kepribadian Jekyll yang disebut Edward Hyde. Kepribadian Hyde adalah perwujudan dari sisi jahat Jekyll.

Pada awalnya dr. Jekyll yang dikenal sebagai sosok yang baik kemudian berubah menjadi sosok lain dengan sifat jahat dalam dirinya. Hyde dipenuhi dengan kebencian terhadap orang di sekelilingnya yang bahkan tidak bersalah.

Jekyll and Hyde adalah gambaran dua sisi kepribadian manusia. Drama ke-27 yang digelar FBS sejak tahun 1995 ini selalu meninggalkan kesan yang membekas bagi setiap penontonnya.

Tidak hanya akting pemain, namun juga kostum, tata panggung dan properti yang disajikan menunjukkan totalitas yang diberikan cast maupun crew yang terlibat. Tidak tanggung-tanggung, drama ini melibatkan 134 mahasiswa mulai dari pemain inti, musik, penyanyi, hingga kru.

Selama 120 menit penyajiannya, apiknya pementasan drama membuat para penonton betah menyaksikan hingga akhir. Ditambah musik yang mengalun dari mahasiswa Prodi Seni Musik membuat drama semakin kental akan nuansa musikal.

Penonton yang hadir bukan hanya merupakan sivitas akademika, namun juga siswa sekolah menengah atas (SMA), beberapa universitas yang tergabung dalam English Performing Arts Consortium in Indonesia (EPACI), seperti Universitas Katolik Soegijapranata dan lainnya, serta masyarakat umum dan warga negara asing (WNA).

Joan Cole misalnya, wanita asal United States mengaku rutin menyaksikan pertunjukan drama FBS sejak tahun 2015.

“Pertunjukan drama FBS ini sangat mengagumkan, semua yang terlibat mulai dari pemain, musik, koreografi, dan kostum pun sangat profesional. Pertunjukkan ini benar-benar membuatku terkesan dan aku sangat merekomendasikan teman-temanku untuk melihat pertunjukan drama ini,” tutur wanita 84 tahun ini.

 

Rekomendasi
Berita Lainnya