SOLOPOS.COM - Seorang pengunjung mencuci tangan pada fasilitas wastafel otomatis yang terpasang di halaman SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, Rabu (25/11/2020). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Wastafel dan hand sanitizer merupakan salah satu perangkat protokol kesehatan untuk membersihkan tangan dari segala virus penyakit. Namun, keberadaan wastafel dan hand sanitizer justru bisa menjadi media penularan Covid-19 karena kerap dipakai secara bergantian oleh banyak orang.

Salah satu bagian dari wastafel dan hand sanitizer yang kerap dipegang adalah bagian tuas. Berangkat dari persoalan itu, empat siswa SMP Birrul Walidain di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menciptakan wastafel dan hand sanitizer otomatis yang bisa mengalirkan cairan pembersih tangan tanpa disentuh.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Keempat siswa itu adalah Aji Putra Agustian dari Kelas VIII D, Andika Insan Kamil dari Kelas VIII C, Fadhil M Alim dari Kelas IX C, dan Zakky Putra Maulana dari Kelas IX C.

Alat ini dapat bekerja berkat bantuan sensor ultrasonik. Jika telapak tangan didekatkan pada hand sanitizer maupun wastafel, maka sensor akan mengeluarkan sinyal yang akan dikirim ke arduino.

Ya Ampun! Petugas Kamar Mayat Tega Setubuhi 6 Mayat Perempuan

Kemudian, arduino akan memberikan sinyal gerakan ke servo. Servo kemudian menghasilkan tekanan ke tuas botol hand sanitizer maupun wastafel sehingga cairan itu bisa keluar tanpa disentuh tangan.

Kampanye

Bukan hanya dipakai sendiri di sekolah, belakangan siswa SMP Birrul Walidain ini juga kebanjiran pesanan hand sanitizer atau wastafel otomatis. Lewat produk hand sanitizer dan wastafel otomatis itu, SMP Birrul turut mengampanyekan protokol kesehatan demi mencegah persebaran Covid-19.

Unik! Lahan Milik Warga Sidoharjo Klaten Ini Kena Proyek Tol Solo-Jogja, Tapi Cuma 1 Meter Persegi

"Pada bulan lalu, sekolah kami dipilih sebagai lokasi rapat kerja kepala sekolah SMP Muhammadiyah se-Jawa Tengah. Mereka tertarik dan membeli dan membuatnya sendiri. Beberapa sekolah dari Pati, Blora, Temanggung sampai mengirimkan guru untuk studi banding ke sini," ujar Kepala SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, Amir, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (25/11/2020).

Pada pekan depan, perwakilan siswa dan guru pendamping dari SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen diundang mengisi pelatihan membuat hand sanitizer otomatis di salah satu sekolah di Cilacap. Seiring berjalannya waktu, hand sanitizer itu semakin diperbaiki baik dari segi kualitas maupun kepekaan sensornya.

"Belasan unit hand sanitizer sudah diproduksi. Jika dulu bertenaga listrik, sekarang sudah disematkan baterai yang bisa di-charge bila habis. Sekarang, sensornya pun lebih peka," ucap Amir.

Penggunaan hand sanitizer dan wastafel otomatis merupakan bagian dari upaya SMP Birrul Walidain memutus mata rantai virus corona. Sekolah ini memang pernah ditunjuk sebagai pilot project pembelajaran tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Akan tetapi, meski baru sepekan jalan, pembelajaran tatap muka itu akhirnya dibatalkan mengingat angka kasus Covid-19 di Bumi Sukowati terus meroket.

Hari Ini Dalam Sejarah: 25 November 1975, Suriname Merdeka

"Sekarang anak-anak belajar secara daring. Memang beberapa siswa harus kami panggil ke sekolah karena ada tugas sekolah yang belum tuntas seperti ulangan harian hingga target setoran hafalan tahfid. Tapi, jumlahnya sedikit. Dalam satu kelas paling hanya ada 1-3 orang yang kami minta datang ke sekolah karena ini sudah memasuki akhir semester," papar Amir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya