SOLOPOS.COM - Siswa-siswi TK Kemala Bhayangkari 58 tampak membasuh kaki ibu masing-masing dalam peringatan hari Kartini di sekolah itu, Senin (22/4/2013). Sebanyak 44 pasangan anak dan ibu memeriahkan acara tersebut. (JIBI/SOLOPOS/Dian Erika Nugraheny)

Siswa-siswi TK Kemala Bhayangkari 58 tampak membasuh kaki ibu masing-masing dalam peringatan hari Kartini di sekolah itu, Senin (22/4/2013). Sebanyak 44 pasangan anak dan ibu memeriahkan acara tersebut. (JIBI/SOLOPOS/Dian Erika Nugraheny)

Siswa-siswi TK Kemala Bhayangkari 58 tampak membasuh kaki ibu masing-masing dalam peringatan hari Kartini di sekolah itu, Senin (22/4/2013). Sebanyak 44 pasangan anak dan ibu memeriahkan acara tersebut. (JIBI/SOLOPOS/Dian Erika Nugraheny)

Siswa-siswi TK Kemala Bhayangkari 58, Kartasura, Sukoharjo, pada Senin (22/4/2013) pagi, ingin memberikan warna berbeda dalam peringatan hari Kartini. Sebelum menggelar fashion show pakaian adat, mereka melakukan ritual basuh kaki ibu masing-masing. Harmoni kasih sayang ibu-anak pun tercipta selama sepuluh menit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anak-anak tampak tak canggung ketika diminta duduk bersimpuh, membasuh dan mengelap kaki kemudian mencium pipi kanan dan pipi kiri ibu mereka. Sebaliknya, raut haru dan bangga terpancar di wajah para ibu yang juga bersanggul dan berkebaya lengkap itu. Acara membasuh kaki kemudian menjadi ajang bertukar pelukan hangat dan ucapan doa dari ibu untuk anak, begitu pula sebaliknya.

Kepada Solopos.com, salah seorang ibu, Ceplis Sutarni, 38, mengaku bangga karena Cakra, 4,5, putranya lancar menjalani prosesi basuh kaki. Menurut Ceplis, membasuh kaki ibu tidak semata-mata menunjukkan superioritas orang tua kepada anak. Kegiatan tersebut dinilainya dapat mengajarkan kearifan budaya lokal tentang kerukunan orang tua-anak yang perlu diajarkan kepada anak sejak dini. “Jadi, momen dimana orang tua dan anak-anak sama-sama seleh tidak hanya ditemukan saat hari raya atau menjelang pernikahan saja. Kesadaran ini harus terus dijaga oleh anak maupun orang tua,terutama ibu yang setiap hari mendampingi anak-anak,” paparnya.

Hal senada juga diungkapkan Kepala TK Kemala Bhayangkari 58, Muhri Syahid yang memprakarsai kegiatan pada Senin pagi. Membasuh kaki ibu, menurutnya adalah perlambang sambung rasa antara orang tua dengan anak. Melalui sambung rasa, para orang tua diharapkan menyadari peran sebagai pembimbing, bukan melulu sentral kekuatan atas anak-anak. “Biarkan anak-anak tumbuh sesuai kreativitas masing-masing. Jika ada kesalahan, kuncinya ya saling menyambung rasa dan berkomunikasi,” imbuh Muhri.

Seusai membasuh kaki ibu, anak-anak yang sudah terlihat tampan dan cantik dengan pakaian adat di badan itu pun mulai berlanggak-lenggok di atas panggung sekolah. Mereka memakai lurik, beskap-blangkon, pakaian pengantin Solo Putri hingga berkemben khas Bali. Selain membasuh kaki ibu dan lomba keluwesan berbusana anak, peringatan hari Kartini TK Kemala Bhayangkari 58, juga dimeriahkan penampilan wali murid yang menyumbangkan lagu serta bermain musik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya