SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL – Meski hubungan Indonesia-Malaysia sering diwarnai gesekan, di bidang kebudayaan upaya menyambung persahabatan terus dilakukan. Misalkan saja saat 13 dosen dari Fakulti Seni Lukis dan Seni Reka (FSSR) Universiti Teknologi MARA (UiTM) Cawangan, Melaka, Malaysia datang ke Jogja.

Berbekal karya seni dari 50 seniman asal Malaysia, mereka mengusung misi perdamaian dengan menggelar pesta visual Pasar Karat Dondang Sayang di Sangkring Art Space, Nitiprayan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. “Kami datang ke sini untuk bertukar hati dengan warga Jogja,” kata Baharim selaku kurator acara. Baharim adalah satu dari 13 dosen FSSR UiTM Cawangan, Melaka. Ia menjelaskan, seluruh pengunjung pesta visual dipersilakan membawa pulang karya yang ditampilkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagai gantinya, setiap pengunjung diminta menuangkan kreasinya ke dalam kanvas, kertas, maupun media lain yang telah disediakan. Hasil karya seniman dan pengunjung pesta visual itu akan dibawa ke Malaysia untuk perhelatan serupa. “Dalam pameran mendatang di Malaysia, kami akan persilakan pengunjung membawa pulang hasil karya seniman dan warga Jogja,” ujar Baharim. Disinggung soal maraknya perseteruan budaya antara Malaysia dan Indonesia, ia menegaskan hal itu bisa diselesaikan dengan kepala dingin.

“Malaysia dan Indonesia itu serumpun. Kita semua bersaudara. Semua masalah bisa diselesaikan dengan baik tanpa harus menimbulkan perselisihan,” tandasnya. Seniman asal Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Pitut Saputra membenarkan ucapan Baharim dengan anggukan kepala.

“Meski tetap menjalin kerjasama bilateral dengan Malaysia demi pertumbuhan ekonomi, bukan berarti pemerintah Indonesia bisa tutup mata melihat nasib para TKI yang sering dilecehkan maupun soal kebudayaan yang kerap diklaim sepihak oleh Malaysia,” tegas salah satu peserta pesta visual itu.

Terlepas dari perseteruan antara Malaysia dan Indonesia, pesta visual Pasar Karat Dondang Sayang merupakan presentasi dan kerja kolaborasi seni, perjumpaan napas kesenian Jogja dengan Melaka. “Menjadi satu potret menarik bertemunya dua budaya yang masing-masing kental dengan tradisinya,” tulis Hendra Hilmawan, kurator dan penulis seni rupa di Jogja, dalam brosur yang dibagikan kepada setiap pengunjung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya