SOLOPOS.COM - Pertunjukan Gelar Seni UNS Solo (istimewa)

Solopos.com, SOLO - Acara Gelar Seni merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Prodi Pendidikan Bahasa Jawa FKIP UNS Solo. Acara ini merupakan salah satu wujud nyata mereka dalam melestarikan kesenian tradisional Jawa.

Pada tahun ini, Gelar Seni diselenggarakan di Auditoriun UNS G.P.H. Haryo Mataram, S.H., Kamis (5/12/2019), dengan mengusung tema “Gumreguting Karsa Kasembadaning Sedya”. Pementasan tersebut dibalur dengan nuansa Jawa kontemporer yang sangat kuat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Nuansa Jawa beserta unsur tradisinya dengan sentuhan modernisasi “kekinian” yang terlihat dari pengisi acara serta dekorasi yang disuguhkan. Seperti tahun sebelumnya acara Gelar Seni dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama dimulai pukul 13:00 WIB dan berakhir pada pukul 16:30 WIB.

Pementasan diawali dengan UKM Wibawa Laras dengan iringan gendhing sebagai pengantar penonton memasuki Auditorium UNS, yang disebut dengan “manguyu-nguyu”. Sebagai acara puncak pada sesi pertama Gelar Seni menampilkan sandiwara Jawa berjudul “Lungse” karya Dhia Azmi Nabilla, Andum Pamesthi, Muhammad Khoirul Anam dan disutradarai oleh Dhia Azmi Nabilla.

Sandiwara Jawa tersebut bercerita tentang perjuangan seorang ibu yang harus meninggalkan anaknya untuk bekerja demi kebahagiaan sang anak. Cerita tersebut dibumbui dengan konflik ibu dan anak.

Sandiwara Jawa tersebut merupakan kolaborasi berbagai UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang terdiri dari Javapella, Jawa Beksan, Pulpen Ijo, Wibawa Laras, Javakustik, dan Teater Grapyak. Kolaborasi tersebut menghasilkan pementasan yang epik karena mampu menggabungkan semua unsur kesenian menjadi satu pementasan yang harmonis.

Dilanjutkan pada sesi kedua Gelar Seni dimulai pukul 18:00 WIB dan berakhir pada pukul 23:00 WIB. Pada sesi kedua acara dimulai dengan sambutan dari pimpinan produksi, Kaprodi Pendidikan Bahasa Jawa, serta Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni.

Sesi kedua Gelar Seni menampilkan ketoprak yang berjudul “Damarsasangka” karya Wijarnako Putra Rajeb yang disutradarai oleh Ahmad Karim. Pementasan ketoprak tersebut menceritakan tentang pengukuhan Damarsasangka sebagai raja di Majapahit yang dipenuhi dengan berbagai konflik istana sentris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya