SOLOPOS.COM - Gunung Agung Bali mengalami erupsi (Twitter Sutopo_BNPB)

PVMBG menyebut letusan Gunung Agung berpotensi sebesar letusan pada 1963.

Solopos.com, SOLO — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi Gunung Agung berpotensi meletus seperti letusan pada 1963. Kemungkinan itu berdasarkan hasil analisis data Gunung Agung beberapa waktu terakhir.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Kepala PVMBG, Kasbani, dalam pernyataan tertulisnya di laman magma.vsi.esdm.go.id menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis tersebut, PVMBG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung berada pada tingkatan yang sangat tinggi. Karena itu kemungkinan terjadinya erupsi lebih besar menjadi semakin meningkat.

Meski demikian, dia tidak bisa memastikan intensitas erupsi. Hanya, dia melihat ada fenomena yang sama seperti yang pernah terjadi pada 1963.

“Satu-satunya data yang dapat dijadikan pedoman adalah fenomena rentetan Gempa Terasa yang dirasakan oleh masyarakat di sekeliling Gunung Agung pada tahun 1963 juga dirasakan pada tahun ini. Namun demikian, upaya mitigasi bencana erupsi perlu dilakukan. Hingga saat ini kecenderungan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung meningkat sudah teramati,” kata Kasbani.

Menurut Kasbani, sejarah letusan Gunung Agung diwarnai erupsi-erupsi eksplosif dan efusif dengan pusat aktivitas di dalam kawah. Jika letusan Gunung Agung terjadi seperti pada 1963, kata dia, maka potensi bahaya yang mungkin terjadi dapat berupa lontaran piroklastik (born vulkanik/batu panas), hujan abu, aliran piroklastika, aliran lava, hingga banjir lahar.

“Jika terjadi erupsi, potensi bahaya primer yang dapat terjadi di dalam radius 8 km berupa jatuhan piroklastik dengan ukuran sama atau lebih besar dari 6 cm,” kata Kasbani.

Pengukuran gas dengan drone pasca erupsi freatik 21 November 2017 menunjukkan bahwa gas-gas magmatik seperti C02 dan S02 secara konsisten terus teramati. Hal ini mengindikasikan bahwa sumbat lava telah terbuka sehingga ada jalur tempat gas-gas ini dapat keluar dengan lebih mudah. Kemunculan gas C02 dan S02 mengindikasikan bahwa saat ini aktivitas dalam Gunung Agung bersifat magmatik dan tingkatannya relatif tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya