SOLOPOS.COM - A.Y. Nasution saat masih aktif sebagai Pangkostrad, bersama istri. (Grup Facebook)

Solopos.com, JAKARTA — Nama Letjen TNI (Purn) Azyman Yusri Nasution menjadi sorotan publik terkait hilangnya patung tiga jenderal penumpas PKI di Markas Kostrad.

Namun sosok penggagas pembuatan tiga patung tersebut seolah misterius.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Informasi seputar Azyman Yusri Nasution hanya dari versi militer, khususnya dari Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman dan jajarannya.

Versi militer, penghilangan patung-patung itu dikarenakan Azyman Yusri Nasution takut neraka.

Haram

Sebagai seorang muslim, kata Dudung, Nasution meyakini membikin patung adalah haram.

Sayangnya, Azyman Nasution hingga saat ini belum pernah muncul ke publik untuk menjelaskan duduk perkara sebenarnya.

Kritikus pemerintah, Said Didu, menyatakan patung Soeharto, A.H. Nasution dan Sarwo Edhie Wibowo di Markas Kostrad sudah masuk aset negara.

Sehingga, kata dia, tidak bisa serta merta penggagasnya membongkarnya.

“Ini bisa masuk ranah pidana, penghilangan aset negara. Jadi kalau sudah masuk aset negara, tidak bisa serta merta penggagasnya atau Pangkostrad membongkarnya,” katanya.

Siapa sosok A.Y. Nasution?

Baca Juga: Ini Dia Diorama Penumpasan PKI yang Bikin Gatot Nurmantyo Prihatin 

Berdasarkan data yang dihimpun , Kamis (30/9/2021), A.Y. Nasution pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) pada rentang 9 Agustus 2011 hingga 13 Maret 2012.

Pada saat menjabat itulah dirinya membuat diorama tiga patung tiga jenderal penumpas PKI dan diletakkan di Museum Dharma Bhakti.

Mengutip situs resmi Kostrad, A.Y. Nasution yang lahir di Medan, 26 Maret 1954, lulus dari AKABRI pada 1977.

Dunia militer bukan hal baru baginya.

Sang ayah juga merupakan perwira tinggi di TNI AD.

Karier Cemerlang

Karier A.Y. Nasution di dunia militer terbilang cemerlang.

Berbagai posisi strategis di TNI AD pernah diembannya, mulai dari Panglima Kodam XVII/Cendrawasih periode 2008-2011, Komandan Pusat Teritorial TNI AD pada 2010, Asisten Teritorial Panglima TNI periode 2010-2011 hingga Panglima Kostrad pada 2011.

A.Y. Nasution ditunjuk menjadi Pangkostrad untuk menggantikan Letjen TNI (Purn) Pramono Edhi Wibowo yang diangkat menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Tuding TNI Disusupi Paham Komunis, Apa Kata Kostrad? 

Dalam sebuah wawancara, AY Nasution mengaku sudah lama bercita-cita menjadi jenderal di TNI.

Setelah berkarier nyaris selama 30 tahun di TNI, akhirnya ia diangkat menjadi Pangkostrad dengan pangkat Letjen alias bintang tiga.

“Saya pernah tiga kali ditugaskan di Timor Timur. Tugas seperti itulah yang dikejar oleh semua tentara,” kata AY Nasution dalam wawancara pada 2011.

Gagal di Politik

Setelah pensiun, A.Y. Nasution melirik dunia politik.



Ia berkompetisi dalam Pilkada 2012 di Sumatra Utara sebagai calon gubernur.
Ia maju diusung Partai Demokrat. A.Y. Nasution didukung Partai Demokrat karena dekat dengan mantan KSAD Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie, yang notabene adalah adik ipar SBY.

Pramono Edhie adalah salah satu anak dari Sarwo Edhie Wibowo.

Namun A.Y. Nasution gagal terpilih menjadi Gubernur Sumut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya