SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

KLATEN--Sebanyak 14 warga di Kabupaten Klaten terjangkit penyakit leptospirosis dalam empat bulan terakhir 2012 ini. Dua di antaranya meninggal dunia karena serangan bakteri leptospira yang bersumber dari kencing tikus itu sudah terlalu parah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten,  Rony Roekmito saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (11/4/2012), mengatakan, ketidaktahuan masyarakat terhadap gejala awal penyakit leptospirosis menjadi faktor penyebab kematian. Masyarakat cenderung menganggap enteng gejala yang dideritanya seperti pegal-pegal atau nyeri di sekujur tubuhnya.

“Leptospirosis biasa menyerang kalangan menengah ke bawah dengan pola hidup yang kurang bersih. Bagi masyarakat ekonomi lemah, pegal-pegal atau nyeri badan setelah beraktivitas itu dipandang biasa. Padahal kalau sudah mengakibatkan kerusakan pada saluran di ginjal, penyakit ini berpotensi mematikan,” terang Rony.

Kasi Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Heri Martanto mengatakan semua warga yang terserang leptospirosis tersebut sudah menjalani perawatan di rumah sakit.

Akan tetapi, dua warga yakni Mujiyanto, 23, warga Mangkurejo, Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom dan Tarto Hadi Sumarto, 56, warga Bendogantungan, Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan tidak bisa diselamatkan nyawanya. Sebanyak 12 dari 14 warga terserang penyakit leptospirosis itu pada bulan Maret. Sisanya, masing-masing terserang pada Januari dan April ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya