Leptospirosis Kulonprogo menyebar ke kawasan pegunungan
Harianjogja.com, KULONPROGO — Lokasi sumber penyebaran kasus leptospirosis 2017 tak hanya di kawasan persawahan. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira tersebut kini juga mulai menyebar dan mengancam masyarakat yang tinggal di kawasan pegunungan, melalui tikus permukiman.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, Bambang Haryatno mengatakan berdasarkan uji sampel yang diteliti dari bagian pohon kelapa di sebuah kecamatan, ditemukan bakteri penyebab leptospirosis. Ia mencatat, sejak awal 2017 hingga Senin (5/6/2017) lalu, total sudah ada 54 kasus leptospirosis di Kulonprogo, tujuh di antaranya meninggal dunia, data tersebut diperkirakan akan terus mengalami perubahan.
Saat ini, ada tujuh titik di Kulonprogo yang menjadi lokasi survei penelitian leptospirosis dan penyakit lain yang disebabkan nyamuk, dan kelelawar. Beberapa di antaranya Kecamatan Kokap, Girimulyo, Temon, Sentolo. Survei tersebut bekerja sama dengan Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit, berpusat di Salatiga.
Selama ini, kasus ditemukan di Kecamatan Nanggulan dan Girimulyo yang berbatasan langsung dengan Minggir dan Moyudan Kabupaten Sleman yang merupakan endemi leptopirosis, imbuh dia. Sehingga ia berharap adanya penelitian ini dapat meminimalisir kasus leptopirosis di Kulonprogo.