SOLOPOS.COM - Ilustrasi tikus (nhs.uk)

Leptospirosis DIY, jumlah total pasien mencapai lima orang.

Harianjogja.com, JOGJA – Kasus leptospirosis mulai menyerang DIY. Sampai Maret 2016 setidaknya sudah ada enam warga meninggal akibat penyakit yang menular lewat kencing tikus ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY mencatat sampai saat ini Bantul menjadi daerah dengan kasus leptospirosis tertinggi di DIY. Terdapat 15 kasus penularan bakteri Leptospira, lima diantaranya berakhir dengan kematian. Kasus kematian akibat leptospirosis juga terjadi di Kulonprogo dengan satu korban meninggal.

Sementara di Sleman terjadi satu kasus penularan tanpa korban jiwa. Kota Jogja menjadi wilayah yang masih aman dari penyakit ini dan belum ditemukan satu kasuspun sejak 2016 sedangkan Gunungkidul sampai saat ini belum ada laporan terkait kasus leptospirosis.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes DIY, Daryanto Chadorie Jumat (4/3/2016) mengatakan mulai tersebarnya kasus penyebaran leptospirosis mesti diwaspadai oleh warga DIY. Chadorie menjelaskan bakteri ini disebarkan oleh tikus melalui kencingnya.

Kencing tikus yang terinfeksi leptospira akan tersebar melalui air. Bakteri itu pun bisa masuk ke dalam tubuh melalui jaringan kulit yang terluka atau selaput lendir mata dan hidung. Proses penyebaran bakteri ini pun dinilai Chadorie cukup cepat. 2015 lalu, di DIY terjadi 131 kasus infeksi leptospirosis di berbagai kabupaten dan kota. 13 nyawa diantaranya tak bisa terselamatkan.

“Karena itu pencegahahannya dengan menghindari genangan air di rumah agar tidak mudah dikencingi tikus dan tidak untuk bermain anak-anak,” ungkap Chadorie.

Sementara untuk upaya penanggulangan, Chadorie menyarankan untuk selalu mencuci tangan dan kaki dengan sabun di air mengalir setiap kali bersentuhan dengan area berair yang diduga kerap dilalui tikus. Upaya ini terutama mesti dilakukan para petani yang baru kembali dari kebun atau sawah.

“Paling aman sebenarnya pakai alat pelindung diri saat keluar rumah, karena penyebaran leptospirosis ini cepat sekali,” ungkap dia.

Pasien yang terinfeksi leptospira biasanye mengalami gejala demam tinggi selama beberapa hari disertai nyeri di tungkai, lemas, mual. Selain itu bagian mata akan berwarna kuning kemerahan. Bila sudah sampai gejala itu, Chadorie mengatakan infeksi sudah sampai taraf akut.

“Sebaiknya masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan tertentu bila demam tak kunjung turun setelah dua hari agar cepat terdeteksi. Kalau belum parah, penanganan dengan antibiotik bisa menuntaskan penyakit leptospirosis,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya