SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Tirtonadi meminta penghuni terminal untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Hal ini menyusul tewasnya buruh terminal yang diduga terkena virus leptospirosis.

Kasubag TU UPTD Terminal Tirtonadi Eko Agus Susanto kepada Espos, Selasa (19/3) mengatakan semakin mengintensifkan pembersihan lingkungan terminal. Pihaknya mengakui kebersihan lingkungan menjadi faktor utama keamanan dan kenyamanan pengunjung terminal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami minta semua warga terminal menjaga kebersihan. Kasus kematian Kardiyanto karena leptospirosis harus diwaspadai,” katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Eko belum bisa memastikan tewasnya Kardiyanto karena virus leptospirosis apakah terkena saat bekerja di lingkungan terminal atau di luar. Diakuinya, Kardiyanto merupakan buruh terminal yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih. Namun, Eko menegaskan korban bukanlah pegawai UPTD Terminal Tirtonadi melainkan komunitas di terminal.

“Dia (Kardiyato) memang buruh terminal. Tugasnya bersih-bersih, tapi bukan pegawai Dishub,” tegasnya.

Eko mengaku baru menerima informasi kematian salah satu buruh terminal yang tewas lantaran diduga digigit tikus di terminal dari media massa.

Pihaknya mengklaim selama ini petugas kebersihan terminal selalu menggunakan sepatu boot.

“Leptospirosis itu kan bisa saja terjadi di rumah, jadi bukan hanya di terminal,” tukasnya.

Eko mengatakan belum lama ini belasan personil di lingkungan UPTD Terminal Tirtonadi dikerahkan untuk memperbaiki saluran air di sekitar terminal. Petugas ini bekerja secara bergiliran membersihkan saluran air yang mampet dan menormalisasi drainase yang tidak berfungsi di terminal.

Sebelumnya, warga asal Dukuh Purwosari, Desa Brojol, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Kardiyanto, 27 yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di Terminal Tirtonadi diduga terkena virus leptospirosis di lingkungan terminal sekitar dua pekan silam.
Korban kemudian mengalami panas tinggi dan dirawat di RSUD dr Soeratno Gemolong, Sragen sejak Kamis (7/3/2013). Selama tiga hari korban menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut. Namun kondisinya semakin menurun hingga akhirnya dilarikan ke RSUD dr Moewardi Solo pada Senin (11/3/2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya