SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Lembaga pemerintah federal Amerika Serikat secara resmi mengakhiri kontraknya dengan produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM). Sebagai gantinya mereka berpaling ke produk negeri sendiri yakni iPhone.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengguna yang menyetop penggunaan BlackBerry itu adalah Badan Imigrasi dan Bea Cukai atau US Immigration & Customs Enforcement (ICE). Kabarnya, latar belakang kepindahan ICE disebabkan pihak BlackBerry dinilai tak bisa memenuhi kebutuhan agensi akan teknologi mobile. Keputusan ini mengundang banyak pertanyaan menyusul hubungan kerja sama antara ICE dengan BlackBerry sudah terjalin selama delapan tahun. Disampaikan pula bahwa sebelum memilih iPhone, pihak agensi melakukan analisa pada sistem operasi Android.

Dikutip dari mashable.com, berdasarkan riset yang dilakukan Nielsen’s Research pada pertengahan tahun ini android berhasil memukul telak penjualan sistem operasi (OS) di pasaran Negeri Paman Sam. Sebesar 51.8% pengguna smartphone di Amerika berdasarkan riset tersebut lebih memilih menggunakan perangkat android sementara Apple iOS dilaporkan meraup pasar sebesar 34.3%.

Lantas di mana posisi BlackBerry?

Masih mengacu pada laporan yang sama, BlackBerry yang dilahirkan di Amerika Serikat harus puas mengantongi pasar sebesar 8.1% disusul Microsoft’s Windows Mobile dan Windows Phone 7 sebesar 4.3%. Tingkat penjualan BlackBerry yang anjlok menyusul pengakuan sejumlah toko retail bahwa mereka tidak bisa menjual satu pun ponsel pintar itu selama beberapa bulan ditengarai menjadi penyebab signifikan tersingkirnya posisi BlackBerry di kandangnya sendiri.

Kembali terkait dengan keputusan ICE yang mengakhiri kerja sama dengan BlackBerry, konon tak hanya disebabkan kecanggihan teknologi yang ditawarkan iPhone namun juga dilatarbelakangi penilaian positif mereka akan ketatnya kontrol dari pihak Apple akan platform hardware maupun OS-nya. Dalam dokumen yang sama disebut ICE akan membeli belasan ribu iPhone untuk para karyawannya yang bernilai USD 2,1 juta.

Menanggapi kondisi demikian, Vice President Global Government Solutions di Research In Motion, Paul Lucier mengaku terpukul. Sebab menurutnya RIM telah bekerja keras membuat platform mobile computing teranyar yaitu Blackberry 10 yang bisa memenuhi kebutuhan masa depan dari pelanggan dari kalangan pemerintahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya