SOLOPOS.COM - Pemilik warung Lele Gombel, Mikhael Yuli Hariyanto, 30, menunjukkan menu masakan lele di warung setempat, Jl Abdul Muis, Solo, Senin (15/10/2012). (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Pemilik warung Lele Gombel, Mikhael Yuli Hariyanto, 30, menunjukkan menu masakan lele di warung setempat, Jl Abdul Muis, Solo, Senin (15/10/2012). (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Aroma harum bumbu santan dan rempah-rempah menyeruak saat Lele Fuja dibuka dari daun pisang pembungkusnya. Lele bakar berbalut bumbu gurih itu berwarna cokelat menggoda. Sensasi gurih dan manis dipadu sambal bajak yang pedas terasa di lidah saat dilahap.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ini resep dari Om Wiliam Wongso. Saat dia berkunjung ke sini dia memberikan resep Lele Fuja ini,” ujar pemilik rumah makan Lele Gombel (Sego Sambel), Mikhael Yuli Hariyanto atau akrab dipanggil Hari.

Lele Fuja adalah salah satu menu andalan yang diusung rumah makan yang berdiri sejak April 2012 itu. Hari mengaku konsep Lele Gombel muncul karena ia melihat variasi menu ikan air tawar di pasaran sangat monoton. Pencinta kuliner, lanjutnya, harus diberikan pilihan yang lebih variatif.

Di rumah makan yang terletak di Jl Abdul Muis No 128, Solo itu, lele disajikan dalam dua menu dasar yaitu lele original (utuh) dan fillet. Sedangkan untuk pilihan sambalnya ada sambal lampung, Bangkok, saus tiram, asam manis, lombok ijo dan rempah-rempah. Selain itu, lele fillet juga disajikan dalam menu soto, tom yam, dan steak.

“Ada juga lele hot plate. Kuah dan sambalnya bisa memilih sesuai selera konsumen.”

Menurut pria berusia 30 tahun itu, menu masakan yang banyak digemari pelanggan adalah Lele Fuja dan Lele Saus Lampung. Lele Saus Lampung terutama disukai pencinta kuliner pedas. Sambal cabai merah dibalutkan di atas lele goreng. Rasa gurih dan pedas yang tercipta dapat merangsang selera makan pengunjung.

Hari mengaku perkembangan rumah makan yang belum genap setahun itu cukup bagus. Awalnya, Lele Gombel hanya mengolah 3 kilogram lele sehari. Bulan berikutnya konsumsi lele meningkat pada angka 15 kilogram, 20 kilogram, 30 kilogram hingga 40 kilogram pada saat ramai. Lele yang dipilih rumah makan ini pun tak sembarangan. Hanya lele yang besar yang dimasak di sana.

Saat ini, Lele Gombel aktif berpromosi melalui media sosial seperti twitter. Melalui account @Lele_gombel, Hari menampung kritik dan masukan dari pelanggan. Ia juga mempromosikan Lele Gombel kepada komunitas anak muda di Solo. “Selama ini promosi lebih banyak dari mulut ke mulut (buzz marketing),” kata dia.

Peluang usaha di bidang kuliner ini, lanjut Hari, masih sangat terbuka. Kuncinya adalah kreativitas pelaku usaha. Ia menyebutkan dengan range harga Rp10.000-Rp11.000 per paket, pelanggan bisa menikmati sajian bukan sekadar lele. Minuman yang disajikan pun tak kalah beragam mulai dari jus buah naga, milkshake hingga soda. Selain di Jl Abdul Muis, Lele Gombel yang memiliki slogan Bukan Sekadar Lele itu juga mempunyai cabang di Goro Assalam Hypermarket F4, Jl A Yani No 308 Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya