SOLOPOS.COM - Seekor lele dumbo besar milik Sumanto Al Fariz, warga di Dukuh Dlisen RT 018, Desa Kadipiro, Sambirejo, Sragen, Rabu (3/11/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SOLO — Ikan lele dumbo milik peternak di RT 018, Dukuh Dlisen, Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Jawa Tengah, menjadi perbincangan. Seekor lele yang dipelihara peternak bernama Sumanto Al Fariz selama delapan tahun itu memiliki bobot sekitar 15 kg.

Panjang badannya sampai 50 cm dengan diameter kepala mencapai 20 cm. Jenis kelamin keduanya betina. Lele itu semula merupakan lele indukan yang dipelihara sejak masih kecil. Indukan lele dumbo tersebut sengaja dipelihara untuk koleksi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nah, tahukah Anda dari mana asal lele dumbo yang banyak dibudidayakan di Indonesia?

Baca juga: Lele Dumbo 15 Kg ini Disebut yang Terbesar se-Kadipiro Sragen

Bambang Iswanto, seorang peneliti dari Balai Penelitian Pemuliaan Ikan di Subang, Jawa Barat, menyebutkan lele dumbo merupakan spesies unggulan yang budidayanya mengalami perkembangan pesat di Indonesia. Akan tetapi, rupanya lele jenis ini berasal dari Benua Afrika.

Dalam artikel jurnal bertajuk Menelusuri Identitas Ikan Lele Dumbo, Bambang Iswanto menjelaskan, lele dumbo dipercaya sebagai hasil hibridasi antara spesies ikan lele Afrika Clarias gariepinus dengan spesies ikan lele Taiwan Clarias fuscus. Akan tetapi, secara morfologi bentuknya berbeda dengan lele Afrika. Jadi sampai saat ini identitas ikan lele dumbo belum jelas.

Ikan lele dumbo merupakan ikan lele yang memiliki laju pertumbuhan tinggi dan dapat mencapai ukuran yang besar, sehingga sangat potensial sebagai komoditas perikanan budidaya di Indonesia. Lele jenis ini memiliki ukuran yang lebih besar dan patilnya tidak begitu tajam. Namun dagingnya agak lebih lunak, sehingga mudah hancur bila digoreng.

Baca juga: Bisa Menelan Manusia, Monster Lele Terbesar di Dunia Seberat 293 Kg!

Ikan lele jenis ini diberi nama dumbo karena ukurannya yang lebih besar daripada lele lokal di Asia Tenggara. Dikutip dari laman resmi Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Pemkab Buleleng, lele jenis ini mampu bertahan di cuaca ekstrem baik panas maupun dingin. Selain itu tingkat kanibalisme lele ini juga tidak terlalu tinggi.

Hal itulah yang menjadi penyebab banyak peternak lokal yang membudidayakan lele dumbo. Akan tetapi, hal ini juga berpengaruh pada kelangsungan hidup lele lokal yang kini semakin jarang ditemui.

Veryl Hasan dari Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan Universitas Airlangga menyebutkan bahwa masyarakat mulai meninggalkan budidaya lele lokal sejak masuknya spesies lele dumbo. Hal ini terjadi karena pertumbuhan lele dumbo lebih cepat, ukurannya lebih besar, dan produksi telurnya lebih banyak.

Baca juga: UNS Latih Emak-Emak Kragan Karanganyar Buat Nuget Lele & Lele Terbang

Sementara proses pemijahan lele lokal dianggap lebih “rewel” daripada lele dumbo. Lele lokal hanya mau mau kawin secara berpasangan (pair) dan membutuhkan tempat asuhan larva berupa sarang (nursery ground). Tentu sangat berbeda jauh dengan Lele Dumbo yang lebih mudah dipijahkan tanpa persyaratan yang terlalu rigid.

Akan tetapi maraknya budidaya lele dumbo yang tidak dilakukan sesuai prosedur mengakibatkan banyak individu Lele Dumbo lepas ke perairan sehingga menyebabkan ikan ini menjadi kompetitor bagi lele lokal di alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya