SOLOPOS.COM - Kegiatan belajar di salah satu SD di Solo. (Dok./JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, JOGJA- Dinas Pendidikan Kota Jogja mulai menyiapkan kelengkapan administrasi untuk melakukan proses lelang buku ajar Kurikulum 2013 semester dua yang akan didanai sepenuhnya melalui APBD Kota Jogja.

“Lelang akan dilakukan secara terbuka dan bisa diikuti percetakan yang sudah masuk dalam kontrak payung dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada 37 percetakan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Jogja Edy Heri Suasana, Kamis (11/9/2014).

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Menurut dia, Pemerintah Kota Jogja sudah memiliki anggaran sebesar Rp1,4 miliar dalam APBD 2014 yang bisa digunakan untuk mengawali proses lelang.

Edy mengatakan dana tersebut sebenarnya tidak mencukupi kebutuhan pengadaan buku ajar untuk semua jenjang sekolah dari SD hingga SMA/SMK pada semester dua. Total dana yang dibutuhkan untuk pengadaan buku ajar di Kota Jogja mencapai Rp11,6 miliar.

“Oleh karena itu, kami sangat berharap ada tambahan dana melalui anggaran perubahan agar bisa memenuhi kebutuhan buku ajar siswa. Pemerintah Kota Jogja hanya bisa menggunakan dana APBD karena tidak memperoleh dana alokasi khusus untuk buku seperti yang diterima daerah lainnya,” katanya.

Edy menyebut, kebutuhan dana untuk pengadaan buku ajar pada semester dua akan meningkat hingga dua kali lipat karena tebal buku yang juga bertambah bila dibanding semester pertama.

Pada semester satu, nilai pengadaan buku untuk SMA mencapai Rp976 juta, SMK Rp919,2 juta, SMP Rp1,34 miliar dan SD Rp1,437 miliar. Dana yang digunakan untuk pengadaan buku semester pertama berasal dari bantuan operasional sekolah.

Buku ajar untuk semester dua tersebut, lanjut Edy, sudah akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar siswa mulai 2 Januari 2015.

Sementara itu, pada semester satu tahun ajaran 2014/2015, belum semua sekolah di Kota Jogja menerima buku ajar Kurikulum 2013. “Baru SD yang sudah menerima secara penuh,” katanya.

Sedangkan untuk SMP, belum ada satu pun sekolah yang menerima buku ajar dan untuk SMA baru menerima empat judul dari delapan judul buku yang seharusnya diterima.

“Kami tetap meminta guru untuk memfotokopi materi yang ada di buku ajar agar kegiatan belajar mengajar tetap bisa berjalan dengan baik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya