SOLOPOS.COM - Ginda Ferachtriawan (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Anggota Komisi IV DPRD Kota Solo, Ginda Ferachtriawan, khawatir praktik kencan online para pelajar, termasuk anak di bawah umur, seperti fenomena gunung es.

Maksudnya, dia menjelaskan yang terungkap di permukaan baru sebagian kecil dari yang sebenarnya terjadi. Pernyataan Ginda terkait dengan kasus pembunuhan seorang pelajar SMP asal Grogol, Sukoharjo, berinisial EL. 15, pada Selasa (24/1/2023) dini hari.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Iya [fenomena gunung es]. Justru itu, kalau kejadian kencan online kan memang sudah banyak. Tapi ketika kita lihat korban masih dibawah umur, kami cukup kaget. Berarti kan pendidikannya belum cukup maksimal sampai ke tingkat penggunaan HP,” terang dia.

Politikus PDIP dari Daerah Pemilihan (Dapil) I Solo yang meliputi Kecamatan Pasar Kliwon dan Serengan (Paser) itu sangat prihatin dengan fenomena kencan online anak di bawah umur. Terlebih setelah terungkap bahwa korban ternyata bersekolah di Kota Solo.

“Terkait kejadian kemarin, anak pelajar jadi korban pembunuhan, saya dapat kabar korban bersekolah di Solo. Mengingat korban masih di bawah umur, kelas IX, atau kelas III SMP, maka kami akan upayakan agar pihak sekolah bisa lebih mengawasi,” imbuh dia.

Ginda menilai perlunya jajaran pejabat Dinas Pendidikan Solo diundang oleh Komisi IV DPRD Solo guna membahas langkah-langkah antisipasi praktik kencan online. Sebisa mungkin ada sistem yang tepat dan efektif untuk mencegah kencan online di wilayah Solo.

“Karena kita tahu betul lingkungan sekolah menjadi salah satu pergaulan anak-anak. Jadi kita mungkin akan mengundang pihak sekolahan untuk dapat lebih memantau. Apalagi kaitannya dengan teknologi, kencan-kencan online, supaya bisa diawasi,” papar dia.

Ginda ingin para guru bisa memberikan pemahaman kepada para siswa agar menggunakan HP dengan sebaik-baiknya. Seperti untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan yang positif. Tidak malah untuk mencari tambahan uang dengan kencan online.

“Mungkin guru-guru pembimbing juga bisa memberikan masukan agar menggunakan HP itu dengan sebaik-baiknya saja. Jangan disalahgunakan, disalahartikan penggunaanya seperti kencan online. Saya sangat prihatin dengan kejadian yang memilukan ini,” aku dia.

Disinggung cara antisipasi atau pencegahan praktik kencan online anak-anak, menurut Ginda bisa dengan mengawasi penggunaan HP di sekolah. Selain itu perlu adanya peran para wali murid atau orang tua siswa, untuk mengawasi penggunaan HP anak-anak.

“Sekolah bisa mengundang para orang tua, wali murid untuk saling menjaga. Sekolah juga mulai awasi penggunaan HP di lingkungan sekolah paling enggak. Hindari segala bentuk kencan online atau mencari tambahan dengan cara-cara yang tidak benar,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya