SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Espos)–Kalangan legislatif mendesak eksekutif mengusulkan anggaran mendahului untuk mengatasi serangan wereng yang terjadi di 12 kecamatan se-Sukoharjo saat ini. Apalagi Dinas Pertanian (Dispertan) menengarai kejadian sekarang sebagai kejadian luar biasa sejak 1977 lalu.

Sementara itu sejumlah petani mempertanyakan bantuan dari pemerintah kabupaten (Pemkab) khususnya Dinas Pertanian bagi mereka yang lahannya terserang wereng. Pasalnya, ongkos produksi dengan adanya serangan wereng menjadi meningkat tajam sementara hasilnya justru menurun.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Gayam, Sukoharjo, Suhardi mengatakan, lahan pertanian Gayam yang terserang wereng sekitar 15 hektare (Ha). “Kami sebagai petani selama ini sudah loyal kepada pemerintah. Apapun bantuan dari pemerintah mulai benih sampai hibrida selalu kami terima dan kami gunakan,” jelasnya ketika dijumpai wartawan, Jumat (11/6).

Dengan digunakannya benih hibrida, Suhardi menambahkan, ternyata malah mengundang serangan hama. Serangan tersebut termasuk ganas sehingga para petani di Gayam terancam merugi. “Sampai sekarang belum ada bantuan obat dari pemerintah. Oleh sebab itu kami mohon kepada pemerintah maupun wakil rakyat ke depan menyediakan anggaran cadangan untuk para petani. Misalnya untuk pembelian obat bagi para petani yang lahannya terserang wereng,” ujarnya.

Petani lainnya dari Gayam, Sunardi menyampaikan hal senada. “Untuk satu petak lahan saya seluas 2.000 meter persegi diperlukan 13 tangki pestisda,” tutur Sunardi. Ke-13 tangki pestida tersebut, imbuhnya, diambil dari satu botol obat pemberantas hama yang harganya mencapai Rp 125.000/botol.  Oleh sebab itu ke depan, Sunardi mengharapkan adanya bantuan obat dari pemerintah.

Ketua Fraksi Golkar, Agus Sumantri mengatakan, legislatif mendesak Dispertan mengajukan anggaran mendahului untuk mengatasi serangan wereng. “Hasil konsultasi kami dengan Dispertan, sekarang ini kan merupakan serangan terparah sejak 1977. Bisa disebut serangan sekarang ini merupakan KLB karena terjadi di seluruh Sukoharjo meski tingkatannya berbeda-beda,” tandasnya.

Untuk mengatasi wereng, Agus menambahkan, pihaknya meminta Dispertan mencarikan solusi. “Selain mengusulkan anggaran mendahului, kami juga minta Dispertan mencarikan solusi untuk mengatasi wereng. Solusi itu semisal bantuan obat atau benih agar petani tidak begitu merugi. Apalagi di Gayam ini saya minta adanya perhatian khusus dari pemerintah karena daerah ini kan selalu menjadi percontohan panen raya,” tuturnya.

aps

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya