SOLOPOS.COM - Ki Ageng Selo. (Demakkab.goid)

Solopos.com, GROBOGAN — Ki Ageng Selo merupakan tokoh masyhur dari Desa Sela, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Ia dikenal sakti dan mampu menangkap bledheg atau petir.

Babad Tanah Jawa menyebut Ki Ageng Selo adalah keturunan Raja Majapahit terakhir, Prabu Brawijaya V. Ayahnya bernama Ki Ageng Getas Pandowo memiliki tujuh anak antara lain Ki Ageng Selo, Nyai Ageng Pakis, Nyai Ageng Purna, Nyai Ageng Kare, Nyai Ageng Wanglu, Nyai Ageng Bokong, dan Nyai Ageng Adibaya.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Dikutip dari situs resmi Kabupaten Grobogan, grobogan.go.id,Rabu (16/2/2022), Ki Ageng Selo merupakan nenek moyang para Raja Mataram Islam. Nama Ki Ageng Selo pun cukup terkenal di kalangan masyarakat Jawa.

Baca Juga: Kisah Nyi Lurah di Balik Larangan Makan Ikan Lele Bagi Warga Lamongan

Ki Ageng Selo menikahi istri seorang dalang bernama Ki Bicak. Dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai tujuh anak antara lain Nyai Ageng Lurung Tengah, Nyai Ageng Saba (Wanasaba), Nyai Ageng Basri, Nyai Ageng Jati, Nyai Ageng Patanen, Nyai Ageng Pakis Dadu, dan bungsunya putra laki – laki bernama Kyai Ageng Enis.

Ki Ageng Selo gemar bertapa di gua, hutan, dan gunung. Kegiatannya itu ia lakukan sambil menggarap sawah. Kesaktian menangkap petir itu didapati saat ia pergi ke sawah. Saat turun hujan deras, petir pun menyambar di sekitarnya. Namun Ki Ageng Sela tidak menghiraukan hal tersebut. Ia tetap melanjutkan mencangkul di sawah.

Petir akhirnya menyambar Ki Ageng yang merupakan tokoh asal Grobogan. Namun petir itu berwujud seorang kakek tua. Konon, kakek itu ditangkap oleh Ki Ageng dan diikat dipohon gandri. Setelah selesai menggarap sawah, Ki Ageng membawa kakek tersebut untuk diserahkan kepada Sultan Demak.

Baca Juga: Gua Mangkubumi Sragen, Tempat Semadi Mangkubumi Sebelum Menjadi Raja

Sang Sultan Demak lantas memasukan si kakek bledheg ke jeruji besi dan diletakkan di tengah alun-alun. Kakek tua itu pun menjadi tontonan banyak orang. Suatu saat datang nenek tua membawa air kendi.

Air itu diberikan kepada kakek tua si bledheg agar diminum. Setelah di meminum air tersebut, muncul suara menggelagar. Bersamaan itu, kakek dan nenek tersebut menghilang. Sementara jeruji besi untuk mengurung kakek bledheg menjadi hancur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya