SOLOPOS.COM - Ilustrasi pentol. (Twitter)

Solopos.com, SRAGEN – Pentol buatan Mbah Darto Wiyono, 72, di Sragen, Jawa Tengah, kabarnya paling laris di Bumi Sukowati. Maklum saja, pria lanjut usia tersebut sudah berjualan pentol sejak 1987.

Dalam sehari, Mbah Darto bisa memproduksi pentol sampai 15 kg per hari. Mbah Darto sampai meminta bantuan dua orang tetangganya yang bekerja mengolah pentol dengan upah Rp50.000/hari/orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal tersebut disampaikan Ketua Pedagang Pentol Ngudi Rejeki, Dukuh Purworejo I, Desa Blimbing, Kecamatan Sragen, Basuki, 47. Bakul yang memberi nama dagangannya pentol Portugal ini belajar dari Mbah Darto. Basuki menyebut pentol buatan Datro Wiyono itu ludes dalam waktu empat jam saja.

Baca juga: Rugi Rp95 Miliar, Matahari akan Tutup 13 Gerai Tahun Ini

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Basuki, Mbah Darto menjajakan pentol buatannya dari Sragen sampai ke Kecamatan Jenawi, Karanganyar, mengendarai sepeda motor.

“Saya kalah dengan Mbah Kakung [Darto Wiyono] dalam berjualan. Mbah Kakung itu kalau berjualan sampai Balong, Jenawi, Karanganyar. Dulu berjualan pakai sepeda ontel tetapi sekarang naik motor. Mbah Kakung kalau berangkat pukul 06.00 WIB dan pukul 10.00 WIB sudah pulang," ujar Basuki saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (26/4/2021) siang.

Favorit Pelanggan

Basuki menyebut pentol buatan Darto Wiyono ini menjadi favorit pelanggan di Sragen. Ada banyak pelanggan yang bahkan rela menunggu pria tua itu lewat demi mencicipi pentol buatannya.

"Pentol Mbah Kakung memang paling jadi favorit pelanggan. Suatu ketika anak saya, Udin, itu lewat di depan rumah pelanggan Mbah Kakung. Pelanggan itu memilih menunggu Mbah Kakung lewat. Udin sampai harus meyakinkan kalau dia cucunya Mbah Darto. Si pelanggan akhirnya beli dan mengakui ternyata rasanya sama, sehingga pelanggan baru percaya kalau Udin betul-betul cucunya Mbah Darto,” kisah Harni, 42, istri Basuki.

Baca juga: Pentol Ini Laris Banget, Namanya Pentol Portugal, Ternyata Asal Sragen

Basuki sehari-hari berjualan pentol portugal berkeliling desa di Sragen. Dalam sehari dia bisa menjual habis 7 kg pentol dengan omzet Rp350.000.

“Dalam sehari biasanya habis 7 kg pentol. Kalau semua pentol habis, saya bisa membawa pulang Rp350.000/hari," katanya.

Tak cuma jualan keliling, pentol portugal buatan Basuki sudah masuk pasar Jakarta, Bandung, hingga Tuban. Bahkan Basuki melayani permintaan cash on delivery (COD) minimal senilai Rp50.000.

Pesanan banyak datang dari Jakarta, Bandung, dan Tuban karena ada warga Blimbing yang merantau ke sana dan membawa pentol dalam jumlah banyak untuk konsumsi sendiri atau menjualnya lagi. Kabarnya anak-anak muda perantau di Jakarta sangat menggemari pentol Portugal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya