SOLOPOS.COM - Ustaz Abdul Somad. (Instagram/@ustadzabdulsomad_official)

Solopos.com, JAKARTA — Ustaz Abdul Somad (UAS) sudah legawa terkait penolakan dirinya masuk ke wilayah Singapura, beberapa hari lalu.

Namun Abdul Somad masih menyisakan rasa kecewa lantaran perlakuan petugas Imigrasi Singapura dinilainya tidak manusiawi.

Promosi Jadi Merek Bank Paling Berharga di RI, Nilai Brand BRI Capai US$5,3 Miliar

Alasan tidak manusiawi itu lantaran dalam rombongannya itu ada bayi yang baru berusia empat bulan serta anak yang berusia dua tahun.

Dua bocah tersebut adalah anak Abdul Somad.

“Selama empat jam kami berada di ruangan yang sumpek, tidak layak dan tanpa ada kejelasan. Tidak ada yang bisa diajak bicara. Semua seperti robot. Bayangkan, di situ ada bayi empat bulan dan anak empat tahun. Sungguh perlakuannya tidak layak,” ujar UAS seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube TVOneNews, Rabu (18/5/2022).

Baca Juga: Ceramah Ini Dijadikan Alasan Singapura Tolak Ustaz Abdul Somad

Setelah lebih dari empat jam ditahan, rombongannya lantas dipulangkan ke Batam menggunakan kapal feri terakhir tanpa mendapat penjelasan apa kesalahan yang mereka perbuat.

“Tanpa ada penjelasan, tanpa ada yang bisa ditanya apa masalah sebenarnya,” ujarnya.

Meskipun kecewa dengan perlakuan petugas Imigrasi Singapura, Abdul Somad mengaku sudah legawa. Hanya ia berharap kasus yang menimpanya menjadi yang terakhir dirasakan oleh rakyat Indonesia.

Baca Juga: Kedubes RI Pertanyakan Alasan Singapura Tolak Abdul Somad

“Saya tidak sedang akan mengisi pengajian, saya sedang berlibur, tapi diperlakukan seperti itu. Cukuplah saya yang mendapat perlakuan demikian, jangan ada lagi anak bangsa yang dibegitukan. Kita bangsa yang besar dan berdaulat. Jangan mau disepelekan oleh bangsa lain,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Singapura atau The Ministry of Home Affairs atau MHA menyatakan menolak Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk ke Singapura karena isi ceramah UAS dinilai mengandung ajaran ekstremisme.

Pernyataan itu dikeluarkan MHA setelah kasus deportasi UAS di Pelabuhan Ferry Tanah Merah, Singapura pada Senin (16/5/2022) sore viral di media.

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Umumkan Kelahiran Anak, Begini Respons Warganet

Dikutip dari laman resmi mha.gov.sg, Selasa (17/5/2022) malam, satu dari tiga poin alasan MHA menolak kedatangan UAS terkait dengan ceramah yang diklaim menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi.

Ceramah itu, menurut MHA, tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura.
Ceramah agama itu diklaim MHA seperti saat UAS mengatakan bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina dan dianggap sebagai operasi syahid.

MHA juga menuding UAS membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal “jin (roh/setan) kafir”.

Baca Juga: UAS Dideportasi, Pemerintah Singapura Tak Beri Alasan Jelas

Selain itu, UAS secara terbuka menyebut non muslim sebagai kafir.

Pemerintah Singapura, lanjut MHA, memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Atas dasar itulah UAS dan rombongan ditolak masuk ke Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya