SOLOPOS.COM - Sejumlah pompa air yang sudah dimodifikasi dengan bahan bakar gas disiapkan untuk petani dalam sosialisasi konversi BBM ke BBG di Pendapa Rumdin Bupati Sragen, Selasa (12/11/2019). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan konversi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk 1.000 petani sasaran di Indonesia. Program konversi BBM ke BBG tersebut salah satunya dilaksanakan di wilayah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), untuk 350 petani.

Kalau pada konversi minyak tanah ke elpiji, pemerintah memberi tabung elpiji dan kompor, maka pada konversi BBM ke BBG untuk petani Kementerian ESDM menyerahkan bantuan mesin pompa air merk Honda yang sudah dimodifikasi berbahan bakar gas senilai Rp7 juta per unit dan tabung elpiji.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis kepada perwakilan petani saat sosialisasi konversi BBM ke BBG di Pendapa Sumonegaran Rumdin Bupati Sragen, Selasa (12/11/2019).

Kasubid Pelaksanaan dan Pengawasan Direktorat Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Ahmad Wahyu wardhono, dalam paparannya dihadapan 350 petani di Pendapa Rumdin Sragen, menegaskan kegiatan tersebut merupakan kegiatan konversi BBM ke BBG, bukan memberi bantuan mesin.

Dia mengatakan penggunaan BBG lebih hemat dan menguntungkan petani. Dia menyampaikan program konversi ini sebenarnya sebagai tindak lanjut surat Bupati Sragen pada 2017 lalu.

Dia mengungkapkan surat itu dikirimkan Bupati supaya petani dilegalkan dalam penggunaan BBG untuk pompa air.

"Konversi ini merupakan kebijakan disversifikasi energi. Konversi ini dilegalkan dengan Peraturan Presiden No. 38/2019. Semua kementerian setuju dan memang perjalanan Perpres itu panjang. Perpres tersebut memayungi konversi elpiji untuk rumah tangga, nelayan, dan petani. Tahun ini ada 1.000 paket dan Sragen dapat 350 paket. Tahun depan ada 10.000 paket untuk program petani," ujarnya.

Dia menjelaskan konversi ini bertujuan untuk memberi solusi energi alternatif yang sudah dikenal masyarakat, mengurangi polusi udara dari dampak BBM, dan penghematan pengeluaran petani karena satu tabung elpiji 3 kg itu setara dengan BBM sebanyak 7 liter.

Dalam program konversi ini, kata dia, Kementerian ESDM juga menggandeng pihak PT Pertamina. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengaku berkirim surat ke Kementerian ESDM pada 2017 karena banyak petani yang mengalami kecelakaan akibat penggunaan elpiji untuk pompa air yang tidak aman.

Dia mengatakan kecelakaan itu disebabkan karena pompa air berbahan bakar gas itu masih rakitan sendiri. "Oleh karenanya saya kirim surat ke Kementerian agar ada pembelajaran tentang mesin pompa air yang aman dan benar. Alhamdulillah dari 1.000 paket, Sragen dapat 350 paket. Itu karena bupatinya yang hebat. Jadi jangan lupa sama saya ya. 2020 sudah dekat lo," ujar Bupati sembari berkelakar.

Bupati setuju bantuan mesin untuk konversi ini tidak boleh dijual. Seperti hadiah berupa sepeda dari Bupati yang diberikan kepada petani juga tidak boleh dijual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya