SOLOPOS.COM - Lee Kuan Yew si bapak pendiri Singapura (wikipedia.org)

Lee Kuan Yew meninggal dunia menjadi headline di sejumlah media massa Asia.

Solopos.com, SINGAPURA – Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Kuan Yew meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit sejak 5 Februari 2015 lalu. Tokoh yang diberi gelar Bapak Pendiri Singapura itu meninggal dalam usia 91 tahun di Singapore General Hospital, Senin (23/3/2015) dini hari.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Lee meninggal di Singapore General Hospital, Senin dinihari, pukul 03.18 waktu setempat. Lee meninggal karena menderita pneumonia.

Dalam pernyataan tertulisnya, Perdana Menteri Lee Hsien Loong, putra Lee, mengatakan Singapura sangat berduka atas kepergian Perdana Menteri Singapura pertama tersebut.

Pemerintah Singapura secara resmi mengumumkan situasi berduka. Mulai Senin, 23 Maret, sampai Ahad, 29 Maret 2015, pemerintah Singapura mengibarkan bendera setengah tiang sebagai penghormatan terhadap Lee.

Media-media ASEAN menempatkan berita kematian arsitek pembangunan ekonomi Singapura ini di halaman depan.

Dari catatan Wikipedia, seperti dikutip Solopos.com, Senin (23/3/2015),  adalah Perdana Menteri Singapura dari tahun 1959 – 1990.  Ia tetap menjadi tokoh politik yang berpengaruh di Singapura sejak pengunduran dirinya sebagai perdana menteri.

Selama memerintah negara kota itu lebih dari tiga dekade, Lee dianggap berhasil mengubah Singapura dari kubangan lumpur menjadi salah satu pusat keuangan dunia.

Lee kerap berkata bahwa satu-satunya sumber daya alam Singapura adalah rakyatnya dan tekad dalam bekerja. Ia dihormati oleh banyak rakyat Singapura, terutama generasi lansia yang mengingat karakter kepimimpinannya yang bersemangat selama kemerdekaan dan perpisahan dari Malaysia.

Lee diakui sebagai arsitek kemakmuran Singapura pada masa kini, meskipun peran itu juga dilaksanakan oleh Wakil PM Goh Keng Swee yang mengurusi bidang ekonomi.

Lee Kuan Yew telah menulis dua set buku riwayat hidup: The Singapore Story, pandangannya mengenai sejarah Singapura hingga negara itu keluar dari Federasi Malaysia pada 1965, dan From Third World to First: The Singapore Story, pandangannya mengenai perubahan Singapura menjadi negara maju.

Dari catatan TIME, Lee telah menerima berbagai tanda penghargaan, termasuk Order of the Companions of Honour (1970), Knight Grand Cross of the Order of St Michael and St George (1972), Freedom of the City (London, 1982), Order of the Crown of Johore First Class (1984) dan Order of the Rising Sun (1967).

Selanjutnya …

Meski bergelimang prestasi, pemerintahan Lee tetap punya sisi kontroversial. Lee dianggap sebagai seorang otoriter yang condong kepada kaum elit. Lee sendiri pernah dikutip mengatakan bahwa ia lebih suka ditakuti daripada disayangi rakyatnya.

Lee melaksanakan beberapa peraturan keras guna menekan kaum oposisi dan kebebasan berpendapat, misalnya penuntutan perkara pemfitnahan hingga membangkrutkan musuh-musuh politiknya.

Inilah rekaman perjalanan karier Lee Kuan Yew dikutip Solopos.com dari Strait Times;

1923 – 1942: Lee Kuan Yews lahir di Singapura pada 16 September 1923. Lee menempuh studi di lembaga pendidikan yang cukup prestisius di SingapuraRafflesInstitutionRafflesCollege pada 1942.

1942: Pendudukan Jepang dimulai di Singapura pada 12 Februari. Pada 18-22 Februari di tahun yang sama pasukan Jepang membantai 50.000-100.000 warga Singapura keturunan Tiongkok. Lee menyaksikan kebrutalan tersebut dari dekat.

1943-1944: Lee bekerja sebagai editor bahasa Inggris untuk departemen propaganda Jepang yang disebut Hobudu.

1946 – 1949: Lee menempuh pendidikan di London School of Economics dan di bidang hukum di Universitas Cambridge, Inggris. Pada 23 Desember 1947 Lee secara diam-diam menikahi Kwa Geok Choo, yang juga belajar hukum di Cambridge.

1950: Lee kembali ke Singapura dan memulai praktik hukum. Kliennya, di antaranya, serikat pekerja.

1954 – 1955: Lee turut mendirikan Partai Aksi Rakyat (PAP). Dan pada April 1955 Lee terpilih menjadi anggota parlemen sebagai oposisi.

1959:  PAP memenangi 43 dari 51 kursi di parlemen. Singapura menjalani kebebasan terbatas untuk mengelola negaranya oleh penguasa kolonial Inggris. Lee dilantik sebagai perdana menteri pada usia 35 tahun.

16 September 1963: Malaysia dan Singapura bergabung di bawah Federasi Malaysia.

9 Agustus 1965: Singapura diusir dari Federasi Malaysia setelah badai politik dan kerusuhan rasial yang menyoroti rapuhnya perserikatan. Singapura pun menjadi negara republik yang merdeka. Lee menangis di televisi nasional saat mengumumkan pemisahan diri.



8 Agustus 1967: Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) berdiri. Singapura menjadi salah satu negara pendiri.

1968-1972: Lee meyakinkan serikat pekerja untuk mengadopsi sikap non-konfrontatif terhadap majikan untuk menghindari pemogokan buruh, memberlakukan kebijakan untuk menarik lembaga keuangan internasional, serta memulai kampanye keluarga berencana dan kampanye yang mempromosikan sterilisasi.

1971: Pasukan terakhir Inggris menarik diri.

1975: Singapura mulai berkembang menjadi salah satu pusat penerbangan utama di dunia.

28 November 1990: Lee mundur sebagai perdana menteri, menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya Goh Chok Tong.

1990-2004: Lee Memegang peranan sebagai posisi penasihat dalam kabinet sebagai “menteri senior”. Pada tahun 20014 putra tertuanya, Lee Hsien Loong, menjadi perdana menteri, sementara Lee terus berperan sebagai “menteri mentor”.

2011: Pemilihan umum diselenggarakan. PAP berhasil mempertahankan kekuasaannya, tetapi perolehan suaranya yang terburuk. Lee kemudian mundur dari kabinet, tetapi tetap menjadi anggota parlemen.

5 Februari 2015: Lee dirawat di rumah sakit akibat penyakit pneumonia berat, masuk ke perawatan intensif untuk dukungan kehidupan.

23 Maret 2015: Lee meninggal dunia pada usia 91 tahun.

 

BACA JUGA BERITA LAIN LEE KUAN YEW:
Kesehatan Mantan PM Singapura Lee Kuan Yew Makin Buruk
Jokowi Ungkapkan Duka Cita kepada Rakyat Singapura
JK Akui Pemikiran Lee Kuan Yew Inspiratif
Singapura Umumkan Masa Berkabung Nasional
Begini Duka Warga di Singapore General Hospital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya