SOLOPOS.COM - Foto satelit yang menunjukkan kawah di lokasi ledakan di Lebanon. (Detikcom/CNN)

Solopos.com, BEIRUT -- Sebuah kawah berdiameter 405 kaki atau sekitar 124 meter muncul akibat ledakan besar di Beirut, Lebanon, berdasarkan analisis CNN dari citra satelit Planet Labs.

Detikcom yang mengutip CNN, Kamis (6/8/2020), melaporkan dengan diameter sepanjang itu berarti lebar kawah yang dipicu ledakan Lebanon melebihi panjang lapangan sepak bola.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

CNN menggunakan perangkat lunak geospasial untuk mengukur citra satelit di lokasi ledakan di area pelabuhan Beirut Lebanon. Penilaiannya akurat dalam jarak 10 meter.

Waduh! Seorang WNI Terluka Dalam Ledakan di Lebanon

Diberitakan, ledakan besar terjadi di area pelabuhan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar ini membuat gedung-gedung bergetar hebat dan warga setempat menyebut ledakannya seperti bom atom.

Dari sejumlah video lainnya tampak awalnya asap putih dengan kobaran api dari lokasi. Lantas tiba-tiba asap itu berwarna oranye hingga muncul ledakan yang disusul terbentuknya gelombang kejut berbentuk awan jamur yang menyapu sekitar lokasi. Gelombang jamur itu sirna dan memunculkan asap hitam.

Akibat ledakan besar itu, Kota Beirut terguncang dan suara ledakan dilaporkan terdengar di seluruh Negara Lebanon. Getaran akibat ledakan ini bahkan terasa hingga ke Nikosia, ibu kota dari negara Kepulauan Siprus, yang berjarak 240 kilometer jauhnya.

"Seperti malapetaka di dalam. Ada mayat-mayat di tanah. Ambulans masih mengangkut korban tewas," tutur seorang tentara yang ada di area pelabuhan Beirut.

Apes Banget! Sudah Dipenjara 27 Tahun, Ternyata Salah Tangkap

Ledakan itu menewaskan 135 orang dan melukai 5.000 orang lainnya. Sementara puluhan orang masih dinyatakan hilang dan 300.000 orang harus mengungsi dari rumah mereka.

Dilansir Antara, penyelidikan awal menunjukkan kelalaian dan tidak adanya tindakan selama bertahun-tahun atas penyimpanan bahan yang sangat eksplosif di Pelabuhan Beirut.

Tanpa Langkah Keamanan

Perdana menteri dan presiden Lebanon menyatakan bahwa 2,750 ton amonium nitrat, yang biasa digunakan untuk pupuk dan bom, telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa langkah-langkah keamanan.

"Ini adalah kelalaian," kata seorang sumber pemerintah kepada Reuters, yang menambahkan bahwa masalah keamanan penyimpanan telah dibawa ke beberapa komite dan hakim tetapi tidak ada yang dilakukan untuk mengeluarkan perintah pemindahan atau pembuangan bahan mudah terbakar itu.

Sumber itu mengatakan api mulai membakar gudang nomor 9 di pelabuhan dan menjalar ke gudang 12, di mana amonium nitrat disimpan.

Ledakan tersebut adalah yang paling kuat yang pernah diderita oleh Beirut, sebuah kota yang masih dilanda perang saudara tiga dasawarsa lalu dan terhuyung-huyung akibat krisis keuangan yang dalam yang berakar pada korupsi selama puluhan tahun dan pengelolaan ekonomi yang buruk.

Direktur Jenderal Bea Cukai Lebanon Badri Daher mengatakan kepada penyiar LBCI pada Rabu bahwa bea cukai telah mengirim enam dokumen ke pengadilan, memperingatkan bahwa bahan itu menimbulkan bahaya.

"Kami meminta agar diekspor kembali tetapi itu tidak terjadi. Kami serahkan kepada para ahli dan mereka yang terkait untuk menentukan alasannya," kata Daher.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya