SOLOPOS.COM - Kantin di Mal Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan, setelah terjadi ledakan, Rabu (28/10/2015). (Dini Hariyanti/JIBI/Bisnis)

Ledakan Alam Sutera memunculkan fakta bahwa kasus teror bom bisa bermotif uang, seperti yang dilakukan Leopard.

Solopos.com, JAKARTA — Lantaran rupiah, LO (Leopard Wisnu Kumala), tersangka peledakan di Mal Alam Sutera, Tangerang, Banten, LO (Leopard Wisnu Kumala) nekat membuat lima bom untuk meledakan mal itu. Setelah bom diledakan, tersangka kemudian mengancam manajemen Alam Sutera dengan meminta imbalan uang Rp300 juta. Belum sempat menikmati hasil jerih payahnya, tersangka keburu ditangkap Polda Metro Jaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di depan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Khrisna Mukti, dengan wajah tertunduk tersangka mengakui perbuatannya.

Berikut petikan wawancara antara Khrisna dengan tersangka yang terekam dalam video berdurasi sekitar 5 menit. Video diambil setelah polisi menangkap tersangka, Rabu (28/10/2015).

Khrisna: Kamu sudah melakukan berapa kali?
Leoprad: Saya melakukan empat kali di Mal Alam Sutera.

Khrisna: yang pertama tanggal berapa dan bulan apa?
Leopard: Bulan Juli sebelum Agustus.

Khrisna: Meledak atau tidak, ditaruh di mana waktu itu?
Leopard: Di food hall.

Khrisna: Di food hall atau d tempat semprotan pengusir nyamuk cair?
Leopard: Di kaleng Baygon, di tempat-tempat rak, tapi tidak meledak.

Khrisna: Kedua dimana dan Kapan?
Leoprad: Yang masuk berita itu pak (9 Juli 2015), di kamar mandi, bulan Juli juga.

Khrisna: Yang ketiga ditaruh di mana?
Leoprad: Yang ketiga saya coba taruh di tong sampah.

Khrisna: Bulan apa?
Leopard: Seminggu sebelum hari ini (ketika ditangkap).

Khrisna: Tanggal 21 berarti?
Leoprad: Sekitar tanggal 10 Oktober, saya taruh di WC kantin, tetapi tidak meledak.

Khrisna: Yang terakhir?
Leopard: Meledak, tanggal 28 Oktober di kantin WC juga.

Khrisna: Kamu bikin bom nya berapa?
Leopard: Bikin lima pak.

Khrisna: Bahan-bahannya dari mana?
Leopard: Toko kimia.

Khrisna: Kamu bisa merakit dari mana?
Leopard: Dari Youtube.

Khrisna: Bom yang sisa satu, kamu mau taruh di mana?
Leopard: Tadinya mau di Alam Sutera juga. Tapi saya berubah pikiran, tadinya tidak mau pasang lagi sudah berhenti, kepikiran-kepikiran hutang. Jadi mau tidak mau ya saya harus cari duit itu sampai cair.

Khrisna: Motifmu apa?
Leopard: Cuma motif keuangan doang pak.

Khrisna: Kamu mengancam sebelum apa sesudah kejadian?
Leopard: Sesudah.

Khrisna: Caranya bagaimana?
Leopard: Saya kirim email.

Khrisna: Kemana?
Leopard: ke pihak Alam Sutera, kemudian biar dia kirim uang dalam bentuk mata uang bitcoin. Sudah itu, saya buka bitcoin dari dia (Alam Sutera), baru saya buka dari ATM.

Khrisna: Mereka pernah bayar gunakan bitcoint tidak?
Leopard: Saya waktu itu minta 100 bitcoin, seharga Rp 3.200.000.

Khrisna: Seratus bitcoin berarti?
Leopard: Rp300 juta.

Khrisna: Dibayar berapa ?
Leopard: Cuma dikasih 0,25% sekitar Rp700 ribuan. Saya cairin.



Khrisna: Kenapa mereka memberikan?
Leopard: Saya juga tidak tahu, uji coba barang kali.

Khrisna: Keluargamu tahu tidak?
Leopard: tidak ada yang tahu pak saya sendiri.

Khrisna: kenapa memilih Alam Sutera?
Leopard: Saya pikir itu real estate, mewah, dan punya duit banyak.

Khrisna: Melakukannya sendiri atau dengan orang lain?
Leopard: saya melakukannya sendiri pak.

Khrisna: Benar?
Leopard: Sendiri. Karena faktor keuangan doang.

Khrisna: Istrimu tahu tidak?
Leopard: Tidak pak.

Khrisna: kalau merakit di kamar bagaimana?
Leopard: tidak pak, malam-malam setelah istri tidur.

Khrisna: Membawa bom menggunakan apa?
Leopard: Dengan kotak rokok.

Khrisna: Kenapa dapat menggunakan timer?
Leopard: Kapasitor sama resistornya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya