SOLOPOS.COM - Foto: Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja Tim Penilai Provinsi DIY saat melihat lokasi budidaya ikan warga Gelaran II. Budidaya ikan berbasis alam di Gelaran II Bejiharjo, Karangmojo mendapatkan apresiasi dan diajukan sebagai perwakilan Kabupaten GUnungkidul dalam kompetisi tingkat Provinsi.

Foto: JIBI/Harian Jogja/Gilang Jiwana
Tim Penilai Provinsi DIY saat melihat lokasi budidaya ikan warga Gelaran II Senin (8/4). Budidaya ikan berbasis alam di Gelaran II Bejiharjo, Karangmojo mendapatkan apresiasi dan diajukan sebagai perwakilan Kabupaten GUnungkidul dalam kompetisi tingkat Provinsi.

GUNUNGKIDKUL-Tak hanya sayur saja yang organik, bebas zat kimia. Kini ikan juga. Kelompok Perikanan Mina Rukun di Desa Gelaran II, Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul mengelola ikan secara alamiah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan kelompok perikanan Mina Rukun di desa Gelaran II, Bejiharjo Kecamatan Karangmojo Senin (8/4) terpilih sebagai wakil Gunungkidul dalam penilaian perikanan tingkat provinsi.

Ketua Kelompok Mina Rukun, Aminto mengatakan, mereka tidak menggunakan bahan kimia apapun untuk membudidayakan ikan lele dan nila di Gelaran II.

Aminto menjelaskan, di Gelaran II warga tidak hanya melakukan usaha perikanan. Mereka juga sekaligus melakukan upaya pelestarian lingkungan. Beberapa ikan yang mereka hasilkan tidak semuanya dipanen, beberapa dikembalikan ke habitatnya di sungai yang membelah dusun itu.

Kesadaran warga terhadap lingkungan itu diakui Aminto merupakan hasil dari pelajaran yang dipetik pada masa lalu. Dulu, menurut Aminto, warga pernah mencari ikan di sungai dengan menggunakan racun. Akibatnya sungai Gelaran sempat tercemar dan merusak habitat ikan.

Berkaca dari peristiwa itu, warga kemudian bersama-sama melakukan rehabilitasi lingkungan dengan menerapkan konsep perikanan berbasis alam. Seluruh proses dalam pembiakan ikan dilakukan secara alami, mulai dari pakan hingga suplemen tambahan untuk menghindarkan ikan dari penyakit.

Imbas dari upaya itu, kini sumber air di Gelaran juga dimanfaatkan sebagai sumber air bersih oleh warga setempat.

Ketua tim penilai, Aning Indrawati mengatakan, konsep yang diusung masyarakat Gelaran memang tergolong unik. Mereka enggan menggunakan pakan dan suplemen kimiawi.

Sebagai gantinya, warga menggunakan bahan yang ada di sekitar mereka, seperti bekicot dan tiwul.

Dengan cara itu, mereka mampu menghemat biaya penyediaan pakan karena tinggal mengambil dari bahan yang ada di sekitar mereka.

Selain itu, konsep kelestarian yang diusung warga juga dinilai positif karena mampu melestarikan kondisi alam di desa itu.
“Bahkan untuk mengobati penyakit jamur pada ikanpun mereka pakai bahan alam seperti pace,” tambah Aning.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya