SOLOPOS.COM - Berbagai jenis sayuran, termasuk cabai rawit ditanam warga Dusun Ngledok, Desa Sendangmulyo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (11/3/2021). (Solopos.com- Istimewa-Sunaryo)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebagian warga di Wonogiri tak merasakan dampak negatif melonjaknya harga cabai rawit merah atau sret. Mereka tetap bisa memperoleh komoditas hortikultura tersebut dengan mudah, bahkan tanpa keluar uang.

Itu karena mereka menanam cabai rawit di pekarangan rumah masing-masing melalui program optimalisasi pekarangan rumah, sejak beberapa tahun terakhir. Informasi yang dihimpun Solopos.com, Jumat (12/3/2021), ada sejumlah kelompok warga yang menjalankan program itu, seperti warga Dusun Ngledok, Desa Sendangmulyo, Kecamatan Tirtomoyo dan Dusun Glesung, Desa Glesungrejo, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka tergabung dalam kelompok wanita tani atau KWT Ngudi Lestari Mulya Dusun Ngledok dan KWT Samara Dusun Glesung. Program yang sama juga dijalankan warga di beberapa desa di Kecamatan Nguntoronadi.

Baca Juga: Peluang Bisnis Kuliner Ayam, Bebek, Angsa

Penggerak KWT Ngudi Lestari Mulya, Sunaryo, 52, kepada Solopos.com, Jumat (12/3/2021), menyampaikan seluruh warga Dusun Ngledok yang berjumlah lebih dari 100 keluarga mengikuti program. Mereka menanam berbagai jenis sayuran di pekarangan rumah masing-masing di polibag atau memanfaatkan barang-barang bekas, seperti botol air mineral bekas dan kantong plastik bekas. Sayuran itu, meliputi tomat, sawi, bayam, kacang panjang, bawang merah, kangkung, dan cabai rawit.

Semua sayuran organik. Program dijalankan sejak 2016 lalu. Setiap rumah memiliki banyak tanaman cabai rawit, sehingga persediaan cabai sret maupun cabai rawit putih untuk memenuhi kebutuhan harian lebih dari cukup. Alhasil, saat harga cabai sret meroket seperti sekarang warga tak merasa dampak negatifnya.

“Sebaliknya, warga malah memperoleh untung. Soalnya warga kami tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan harian, tetapi selama ini sudah bisa menjual hasilnya. Mereka menjual kepada Seksi Pemasaran, salah satu divisi di KWT. Semua hasil dari warga bisa dijual. Ada yang bisa menjual 0,5 kg-1 kg cabai rawit/hari. Kemudian, Seksi Pemasaran menjual ke pasar. Karena harga cabai sret sedang naik warga pun mendapatkan untun lebih banyak,” kata lelaki yang akrab disapa Yayok itu saat dihubungi.

Baca Juga: Ini Target Satya Wacana Saints Salatiga

Selain menanam tanaman sayur, warga membudidaya ikan lele di pekarangan rumah. Hasilnya untuk memenuhi kebutuhan protein keluarga. Warga juga banyak yang membuat media tanam dan pembibitan berbagai jenis tanaman. Apabila hasil panen lele dan produksi media tanam/pembibitan banyak, warga menjualnya. Yayok menilai warga Dusun Ngledok dapat dikategorikan sudah bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan sayuran.

“Setiap warga memiliki minimal 75 batang tanaman di polibag. Sebagian adalah tanaman cabai rawit. Pada 2018-2019 warga menanam pohon buah srikaya dan buah naga. Ini hasil kolaborasi dengan warga Semin [Kecamatan Nguntoronadi],” imbuh Yayok.

Menurut dia siapa pun bisa menanam cabai rawit, karena caranya mudah. Tanaman sayuran bagus ditanam menggunakan media tanam campuran tanah, pupuk kandang, dan jerami bakar dengan perbandingan 1:1:1. Campuran bahan itu didiamkan selama tiga hingga empat hari lalu baru ditanami benih. Tanaman bisa memberikan hasil maksimal jika berasal dari bibit unggul.

Baca Juga: Pandemi Pacu Lonjakan KDRT di Jepang

Sementara itu, penggerak KWT Samara, Yazid Widodo, 41, menyampaikan hal senada. Warga Dusun Glesung bisa memenuhi kebutuhan cabai rawit merah secara mandiri, termasuk saat harga sedang mahal seperti saat ini. Warga yang menjalankan program lebih kurang 70 keluarga.

Menanam berbagai jenis sayuran di pekarangan rumah sudah menjadi kebiasaan warga sejak beberapa tahun terakhir. Sekarang warga banyak yang mengembangkan tanaman hias.

Sebagai informasi, harga eceran cabai rawit merah di Pasar Kota Wonogiri, pada Jumat Rp110.000/kg. Harga ini bertahan sepekan terakhir. Dua pekan sebelumnya harganya Rp100.000/kg. Sementara, harga cabai jenis lain stabil. Cabai merah besar plompong seharga Rp40.000/kg, cabai merah tampar Rp50.000/kg, hijau tampar Rp24.000/kg, dan rawit putih Rp40.000/kg

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya