SOLOPOS.COM - Aplikasi Ayopoligami (Staritstimes.com)

Inilah peraturan bagi pengguna aplikasi Ayopoligami versi baru yang lebih ketat.

Solopos.com, SOLO – Beberapa waktu lalu, netizen dibuat heboh dengan aplikasi kencan online Ayopoligami. Situs kencan daring ini menawarkan kemudahan bagi pengguna untuk menemukan pasangan hidup untuk membina keluarga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Heboh, Aplikasi Kencan AyoPoligami.com Muncul di Playstore

Berbeda dari situs kencan online lainnya, Ayopoligami menawarkan fasilitas yang unik. Platform yang satu ini berusaha mempertemukan pengguna pria dan wanita yang bersedia membuat keluarga besar dari satu suami. Para lajang maupun yang sudah menikah, diterima dengan tangan terbuka.

Lindu Pranayama, pengembang Ayopoligami, mengatakan aplikasi itu dibuat untuk memenuhi keinginan pria yang ingin menikah lagi. Menurutnya, selama ini belum ada layanan online yang berguna memenuhi hal tersebut.

“Ketika berselancar di situs kencan online, mereka [pria beristri] tidak akan menemui pilihan untuk poligami. Mereka tidak melihat ada peluang menemukan istri kedua, ketiga, atau keempat,” kata Lindu seperti dilansir Daily Mail, Senin (2/10/2017).

Singkatnya, aplikasi itu mengajak pengguna melakukan poligami. Sayangnya, sejak kali pertama diluncurkan pada April 2017, aplikasi bergaya Tinder itu menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat. Kendati demikian, peminat aplikasi itu ternyata cukup banyak. Sampai saat ini, aplikasi tersebut telah diunduh lebih dari 10.000 kali.

Sayangnya, pihak pengembang terpaksa menutup sementara aplikasi tersebut. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi banyaknya akun palsu yang dibuat oleh netizen. Tapi, tak perlu khawatir, versi terbaru dari aplikasi ini bakal diluncurkan, Kamis (5/10/2017) mendatang.

Baca juga: TRENDING SOSMED : Bikin Ngakak, Begini Percakapan di Ayopoligami.com

Pada versi terbarunya, pengembang Ayopoligami memberlakukan aturan yang lebih ketat. Para pengguna wajib memberikan informasi asli terkait kartu identitas, status perkawinan, dan surat izin dari istri pertama.

Menurut data pihak pengembang, sebagian besar pengguna aplikasi Ayopoligami adalah pria. Jumlah wanita yang terdaftar ada sekitar 4.000 akun. Meski telah memperbarui sistem, aplikasi tersebut tetap saja menuai kritikan dari sejumlah pihak.

Seorang pengacara yang biasa menangani masalah pernikahan, Rachmad Dwi Putranto, mengatakan, poligami bukan perkara mudah. Sebab, pengadilan di Indonesia hanya akan memberikan izin poligami jika istri pertama cacat, sakit, atau tidak bisa memiliki anak.

Sementara Indriyati Suparno, seorang komisaris dari Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan, mengatakan aplikasi itu mencoba menormalisasi poligami. “Pada kenyataannya, perempuan cenderung menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Dan poligami adalah bentuk kekerasan terhadap perempuan,” katanya.

Sementara pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia menyerahkan masalah poligami kepada masing-masing individu. Sang juru bicara, Hasan, mengatakan poligami boleh dilakukan selama si pria bisa berlaku adil. “Bagi kami, yang penting adalah wanita dan anak-anak terlindungi dalam pernikahan poligami itu,” tegas Hasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya