SOLOPOS.COM - Seorang petani di Pringanom, Masaran, Sragen, Sunarwan, 50, sedang mengoperasikan sumur submersible bertenaga listrik, Selasa (18/10/2022). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SRAGEN – Salah satu persoalan utama yang dihadapi para petani di Kabupaten Sragen untuk menanam padi pada musim kemarau adalah ketersediaan air.

Lahan pertanian kesulitan mendapatkan air sehingga tanaman terancam tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga petani bisa mengalami kerugian karena tak bisa panen sesuai target.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Namun kondisi itu mulai teratasi saat ini seiring masuknya jaringan listrik ke persawahan. Listrik digunakan sebagai tenaga untuk menyedot air tanah guna mengairi sawah. Seperti yang dilakukan Sunarwan 50, pengurus Kelompok Tani Maju Jetak, Pringanom, Masaran. Sejak 2018 dia sudah memanfaatkan sumur submersible bertenaga listrik.

Dia rela merogoh kocek sekitar Rp35 juta untuk mengebor sumur, pemasangan instalasi paralon, dan membeli pompa. Setelah itu dia mengajukan pemasangan listrik ke PLN.

“Permohonan listrik ke PLN Masaran, saya datang langsung. Proses di PLN relatif cepat. Yang agak lama pengajuan tiang listrik. Soalnya kan harus pasang tiang-tiang listrik,” ujar dia kepada Tim Ekspedisi Pangan 2022 Solopos Media Group (SMG), Selasa (18/10/2022).

Baca Juga: Bulog Punya Beras Bergizi Pencegah Stunting, Bisa Dibeli Offline atau Online

Setelah menunggu beberapa pekan, akhirnya pengajuan Sunarwan pun diproses PLN. Sejak saat itu dia sudah bisa menggunakan sumur submersible untuk mengairi sawah.

Selama pengalaman beberapa tahun menggunakan sumur bor bertenaga listrik, Sunarwan mengaku puas. Sebab teknis pengoperasian instalasi sumur relatif lebih mudah.

Selain itu dari segi biaya juga dirasa lebih efisien. Sehingga sejumlah petani pun meminta untuk ikut memanfaatkan sumur tersebut. Untuk setiap bantuan itu, dia mendapat uang jasa.

“Petani yang akan minta air ada uang jasa Rp20.000 per jam. Airnya lancar-lancar saja. Saat kemarau air tetap mengalir lancar. Alhasil musim kemarau kami bisa tanam padi,” ungkap dia.

Baca Juga: Penyakit Kerdil Tanaman Meresahkan, Petani Sragen Terapkan Pemupukan Berimbang

Dengan begitu, Sunarwan mengatakan, produktivitas padi sawah petani bisa maksimal setiap tahun. “Petani jadi bisa tanam dan panen padi tiga kali setahun,” sambung dia.

Dengan kondisi itu, menurut dia, produktivitas padi Sragen bisa meningkat, begitu juga kesejahteraan para petani. Sunarwan lantas membandingkan biaya sumur diesel.

“Kalau dulu pakai pompa hensin biaya lebih besar. Satu jam diesel menghabiskan setengah liter lebih bensin. Bisa setengah liter lebih sedikit. Tapi kalau diesel lama lebih boros,” kata dia.

Sedangkan bila menggunakan tenaga listrik, Sunarwan hanya perlu mengeluarkan biaya Rp3.800 per jam. Selain itu paralon air dari sumur yang menggunakan tenaga listrik jauh lebih besar.

Baca Juga: Tim Ekspedisi Pangan Kunjungi Gudang Pupuk Sragen, Lihat Mekanisme Distribusi

“Kalau pakai sibel mudah operasinya. Kalau sumur diesel kan harus pasang diesel, pasang selang, starter diesel. Efisiensi waktu banyak pakai sibel, langsung dinyalakan,” urai dia.

Penuturan senada disampaikan Manajer ULP PLN Sragen, Azwar Dwi Artanto, saat berbincang dengan Tim Ekspedisi Pangan 2022 Solopos Media Group (SMG), Selasa. Program Ekspedisi Pangan 2022 adalah program kolaborasi Solopos dengan PLN, Pupuk Indonesia, Bulog, Perhutani, Perkebunan Nusantara atau PTPN, dan Nasmoco Group.

Dia menyatakan PLN berkomitmen mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan. Komitmen itu ditunjukkan dengan program elektrifikasi di sektor pertanian, seperti listrik untuk pengolahan benih, listrik untuk irigasi pertanian melalui sumur sawah, listrik untuk penggilingan padi, listrik untuk pengolahan sekam padi, dan stasiun pengisian listrik ulang.

“Ada box Pengisian Listri Ulang di mana tersedia empat colokan yang bisa digunakan petani yang belum bisa nyolok sendiri,” terang dia. Dengan program elektrifikasi di sektor pertanian, menurut Azwar, ditargetkan mampu meningkatkan produktivitas pangan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya