SOLOPOS.COM - Ilustrasi mudik Lebaran (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO – Gelombang mudik para perantau yang pulang ke kampung halaman di Sukoharjo pada 2021 diperkirakan lebih besar dibanding Lebaran 2020. Sebagian perantau asal luar Jawa telah tiba di kampung halaman saat awal bulan puasa.

Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo mencatat jumlah perantau yang pulang ke kampung halaman pada Lebaran 2020 sebanyak 20.011 orang. Jumlah perantau yang pulang kampung paling banyak di wilayah Kecamatan Bulu sebanyak 3.725 orang. Sedangkan, jumlah perantau asal luar negeri yang pulang ke kampung halaman sebanyak 129 orang. Mereka mayoritas bekerja di pelayaran dan kapal pesiar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Baca juga: Beras Organik Wonogiri Diekspor ke Lima Negara

Kala itu, pemerintah melarang masyarakat mudik ke kampung halaman untuk mencegah menekan persebaran pandemi Covid-19. Kebijakan serupa diambil pemerintah pada Lebaran 2021. Larangan mudik diberlakukan selama 14 hari mulai 6-17 Mei 2021 mendatang.

“Perkiraan awal, jumlah perantau yang mudik ke kampung halaman lebih besar dibanding tahun lalu. Mereka menahan kerinduan untuk bertemu kerabat keluarga sejak munculnya pandemi Covid-19 pada Maret 2020,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo, Toni Sri Buntoro, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (15/4/2021).

Selain lama tak bertemu kerabat keluarga, sebagian masyarakat telah disuntik vaksin Covid-19. Mereka menganggap kebal terhadap virus lantaran tubuh membentuk antibodi terhadap Covid-19. Sehingga, mereka nekat pulang ke tanah kelahiran menjelang perayaan Lebaran.

Baca juga: Underpass dan Flyover Bikin Sopir Becak Kota Solo Merana, Begini Alasannya

Bahkan, gelombang mudik dini telah terjadi di sejumlah desa di wilayah Sukoharjo bagian selatan seperti Nguter, Bulu, dan Weru.

“Para perantau menghindari masa larangan mudik pada H-7 Lebaran. Mereka memilih pulang ke kampung halaman pada awal atau pertengahan bulan puasa. Sekarang, sudah banyak perantau yang tiba di kampung halaman,” ujar dia.

Saat ini, lanjut Toni, pemerintah daerah tak bisa melarang para perantau yang pulang ke kampung halaman. Larangan mudik bisa diterapkan di daerah sesuai instruksi pemerintah pusat. Karena itu, pemerintah daerah bakal mengoptimalkan peran jogo tonggo di setiap desa/kelurahan.

Pemerintah desa/kelurahan diminta proaktif dan mendata identitas perantau yang pulang ke kampung halaman.

“Pemerintah melarang masyarakat untuk mudik ke kampung halaman untuk menahan laju persebaran pandemi Covid-19. Kebijakan ini harus dipahami hingga tingkat pemerintah desa. Jika ada perantau yang tiba di kampung halaman yang menderita demam dan batuk harus segera diperiksa ke puskesmas terdekat,” papar Toni.

Baca juga: 2 Perusahaan di Wonogiri Ini Butuh Ribuan Karyawan, Banyak Loker Nih...

Penyekatan

Sejauh ini, Toni belum dapat memastikan penyekatan kendaraan bermotor milik perantau yang hendak pulang ke kampung halaman menjelang Lebaran. Toni bakal berkoordinasi dengan instansi terkait guna memetakan potensi arus mudik di wilayah perbatasan. Pada Lebaran 2020, Polres Sukoharjo mendirikan dua posko pemantauan Covid-19 di Terminal Kartasura dan Terminal Sukoharjo.

Kasatlantas Polres Sukoharjo, AKP Heldan Pramoda Wardhana, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Bambang Yugo Pamungkas, mengatakan penyekatan kendaraan bermotor dilakukan saat operasi Ketupat Candi 2021 menjelang Lebaran. Saat ini, petugas fokus melaksanakan operasi Keselamatan Candi 2021 yang menekankan pada edukasi protokol kesehatan bagi pengguna jalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya