SOLOPOS.COM - Suasana Salat Id di Alun-alun Satya Negara, Sukoharjo, Minggu (25/6/2017) pagi. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Salat Id dilaksanakan di Alun-alun Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO – Masyarakat diajak membangun kehidupan makmur, tenteram, dan aman. Untuk mewujudkannya perlu mencontoh keteladanan Nabi Yunus yang membangun kehidupan berdasar keimanan dan syariat Allah SWT.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pernyataan itu disampaikan H. A.R. Sugeng Riyadi, pengasuh Ponpes Assalam Sukoharjo dan juga pengurus Badan Hisab Rukyah Sukoharjo di hadapan ribuan umat Islam yang mengikuti Salat Id, Minggu (25/6/2017) di Alun-Alun Satya Negara, Sukoharjo.

“Mari bertobat mumpung sempat dan teladani kisah Nabi Yunus yang mampu membangun kehidupan berdasarkan keimanan dan syariat Allah SWT,” kata Sugeng.

Salat Id tersebut diikuti 10.000-an orang. Tampak hadir Bupati Sukoharjo, Wabup Sukoharjo, Purwadi, Ketua DPRD Sukoharjo, Nurjayanto, Dandim 0726/Sukoharjo, Letkol (Inf) Taufan Widiantoro, Kapolres Sukoharjo, AKBP Ruminio Ardano, Kajari Sukoharjo, Bambang Marwoto, para camat dan Kepala Dinas di Lingkungan Pemkab Sukoharjo.

Lebih lanjut Sugeng menambahkan membangun kehidupan makmur, tenteram dan aman mudah yaitu mengikuti ajaran Allah SWT.

“Manusia diberi Allah akal, penglihatan, pendengaran dan hati nurani, tetapi selalu saja tak suka dengan kebenaran dari Allah SWT. Kalau binatang tak tahu dan tak mau kebenaran wajar namun manusia yang sudah mempunyai ilmu masih sulit menerima ajakan tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Tidak mau menyembah Allah SWT,” jelasnya.

Sugeng menegaskan kondisi itu merupakan potret jaman jahiliyah dimana masyarakat lebih buruk daripada binatang. Menurutnya mengingkari ajaran Allah akan menerima bencana.

“Allah akan memberikan kemakmuran, kesejahteraan dan ketentraman kepada umat manusia jika mau memgikuti ajarannya. Tobat menjadi jalan terbaik untuk mengakui kesalahan dan mau mengikuti ajaran Allah,” ungkap dia.

Terpisah, Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah, Eko Pujiatmoko dalam ceramahnya di Polokarto menegaskan hanya diri sendiri yang mampu menilai apakah seusai puasa Ramadan keimanan meningkat atau tidak.

“Sudahkah puasa mampu merontokkan borok dan kanker kejiwaan yang selama ini menggerogoti hati. Ataukah Ramadan dilalui sebatas rutinitas tahunan yang berlalu tanpa makna?” katanya.

Menurutnya, puasa telah mengajarkan manusia ilmu pengendalian diri dari sifat rakus, sikap mengumbar hawa nafsu, korup, tidak jujur. Di balik puasa, ujarnya, juga tertanam jiwa berbuat adil dalam kondisi apa pun.

“Pada diri manusia terdapat tiga sifat berpotensi mencelakakan manusia dan satu sifat berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan. Sifat itu adalah sifat kebinatangan yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya