SOLOPOS.COM - Konsumen membeli bahan bakar pertalite di SPBU Gumulan, Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jumat (14/8/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos/dok)

Lebaran 2017 mendongkrak konsumsi pertalite.

Solopos.com, JOGJA — Tren kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di DIY dan Surakarta pada 2016-2017 di periode Lebaran mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran konsumen BBM ke BBK atau bahan bakar khusus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Area Manager Communication and Relations Jawa Tengah dan DIY, Andar Titi Lestari mengungkapkan konsumesi BBM, yakni premium dari tahun 2016 sampai 2017 mencapai 15% pada periode Lebaran, sedangkan pada 2016 konsumsinya hanya naik 11%.

“Peningkatan konsumsi BBM pada periode Lebaran, untuk BBM jenis pertalite mengalami kenaikan cukup tinggi yakni mencapai 25% dan pertamax naik sampai 20%,” ujar Andar, Rabu (21/6/2017).

Jika konsumsi rata-rata harian untuk BBM premium sekitar 3.063 kiloliter, kenaikkannya mencapai 3.500 kiloliter. Namun, paling tinggi peningkatan konsumsi BBM adalah pertalite. Secara volume, di hari biasa konsumsi pertalite sekitar 5.800 KL, naik menjadi 7.200 KL.

“Produk pertamax di wilayah DIY dan Jateng memang telah menjadi produk yang banyak diminati konsumen,” imbuh Andar.

Melihat tren tersebut, dapat dilihat jika terjadi pergeseran konsumsi BBM ke BBK. Andar mengungkapkan konsumsi harian untuk premium tampak mengalami penurunan sekitar 8%.

“Biasanya konsumsi per hari itu 3.100 KL menjadi 2.800 KL. Itu resume kenakan BBM dan LPG sampai 20 Juni kemarin,” jelas Andar.

Kendati terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada BBM selama Ramadan dan Lebaran ini, kondisi tersebut berbanding terbalik pada konsumsi solar. Andar mengungkapkan konsumsi solar di masa Lebaran cenderung mengalami penurunan.

Pada masa Lebaran, penurunan solar mencapai 3%. Sedangkan pada produk pertamina dex mengalami peningkatan 100%, meski volumenya masih realtif kecil.

“Hal ini karena pada masa angkutan mudik, banyak truk yang tidak dioperasikan. Jadi ada pengurangan konsumsi solar,” papar Andar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya