SOLOPOS.COM - Komoditas emping melinjo dijual di Pasar Prambanan. Saat ini harga emping mencapai Rp60.000 dari sebelumnya hanya Rp50.000. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Permintaan masyarakat terhadap makanan camilan untuk Lebaran semakin tinggi

Harianjogja.com, JOGJA- Permintaan masyarakat terhadap makanan camilan untuk Lebaran semakin tinggi. Di pasar tradisional, peningkatan permintaan terjadi pada emping melinjo dan kacang mede. Kondisi itu membuat harganya melambung tinggi.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Berdasarkan pantauan Harianjogja.com di Pasar Prambanan, harga emping kelas super yang biasanya dijual Rp50.000 per kilogram (kg) saat ini sudah naik menjadi Rp60.000 per kg. Parmo, salah satu pedagang emping mengatakan, kenaikan harga terjadi mulai Rabu (22/6/2017) yang lalu.

“Baru dua hari ini naiknya. Wong kulakannya biasanya juga cuma Rp53.000, sekarang jadi Rp57.000. Ya saya ikut naikkan dari Rp50.000 jadi Rp60.000,” katanya pada Harianjogja.com, Kamis (23/6/2017).

Ia juga menyediakan emping melinjo kualitas II dengan harga yang lebih murah yaitu Rp55.000 per kg. Namun kebanyakan konsumen tetap memilih kualitas I karena rasanya lebih gurih dan terbuat dari melinjo yang masih baru.

Perempuan asal Solodiran, Manisrenggo, Klaten, ini mengakui kenaikan harga yang terjadi memang seiring dengan kenaikan permintaan dari masyarakat. Emping yang biasanya hanya terjual 1 kg per hari atau bahkan tidak laku sama sekali, kini bisa mencapai 5 kg.

Meski demikian, permintaan emping melinjo menurutnya tidak terlalu naik signifikan karena ada konsumen yang membeli bahan camilan Lebaran lainnya, seperti kacang mede.

Parmo mengatakan, harga kacang mede juga mengalami kenaikan. Jika dibandingkan saat Lebaran tahun lalu yang hanya dijual Rp150.000, saat ini kacang mede dijual Rp20.000 lebih mahal. “Sekarang Rp170.000. Permintaan banyak sih,” tuturnya.

Kenaikan harga kacang mede selalu terjadi saat menjelang Lebaran karena masyarakat banyak yang membeli untuk disajikan saat Hari Raya Idulfitri.

Kendati demikian, tidak semua kalangan bisa membeli kacang dari buah jambu monyet ini. “Kalau yang punya [uang] ya beli. Bisa banyak. Kalau yang nggak punya [uang] mending pilih kacang yang murah,” katanya.

Ia sendiri menjual kacang lokal dengan harga Rp25.000 per kg dan kacang besar kupasan sekitar Rp28.000. Tidak hanya melayani konsumen rumah tangga, ia juga melayani konsumen dari kalangan pedagang eceran.

Di tengah harga emping dan kacang mede yang merangkak naik, harga komoditas telur yang sebelumnya menyentuh Rp20.000 kini berangsur turun. Parmo menjual telur dengan harga Rp19.000 per kg. Sementara komoditas yang masih mahal adalah bawang kating.

“Di sini [Pasar Prambanan] sampai Rp80.000. Kalau mau kating yang murah, yang warnanya agak ungu itu juga ada harganya Rp55.000,” tuturnya. Ia mengakui, banyak konsumen yang beralih memilih kating ungu karena hargaya lebih terjangkau meski kualitas rasanya berbeda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya