SOLOPOS.COM - Petugas gabungan memeriksa kelengkapan teknis armada bus umum saat menggelar ramp check (uji kelaikan) di Terminal Tirtonadi Solo, Kamis (16/6/2016). Pemeriksaan yang digelar Kementrian Perhubungan tersebut untuk memastikan kelaikan jalan armada bus umum untuk digunakan mengangkut penumpang saat arus mudik Lebaran 2016. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Lebaran 2016, Kemenhub terus memantau sopir dan awak bus selama Lebaran.

Solopos.com, SOLO–Kementerian Perhubungan tahun ini menargetkan angka kecelakaan angkutan umum di jalan nol (zero accident). Selain memantau kesiapan angkutan, untuk meningkatkan keselamatan penumpang para sopir dan awak bus angkutan Lebaran 2016 juga bakal dipantau ketat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasubdit Pengendalian Keselamatan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Marwanto Heru Santoso, mengemukakan kecelakaan lalu lintas di jalan raya pada Lebaran tahun lalu didominasi faktor kesalahan manusia (human error).

Ekspedisi Mudik 2024

“Kru dan sopir bus angkutan Lebaran sekarang kami cek kesehatannya. Mereka dicek urine untuk memantau penyalahgunaan narkoba dan zat terlarang lainnya. Kami gandeng petugas kepolisian untuk membina supaya mereka tertib sesuai aturan,” terang Heru saat berbincang dengan wartawan di sela pemeriksaan kesiapan angkutan Lebaran 2016 di Terminal Tirtonadi, Kamis (16/6/2016).

Dari sejumlah terminal tipe A yang sudah dilaksakan pemeriksaan beberapa waktu lalu, Heru menyebut 99,9% sopir dan awak bus negatif penyalahgunaan narkoba. Selain narkoba, Heru menjelaskan tahun ini pihaknya juga memantau jam istirahat sopir.

“Sesuai aturan perundangan, setiap berkendara empat jam sopir harus beristirahat selama satu jam. Kalau kondisinya macet di jalan [setelah berkendara lebih dari empat jam], ketika ada pemberhentian sopir diarahkan untuk segera beristirahat. Penumpang harus mengetahui ini. Jangan cuma buru-buru mau sampai saja,” paparnya.

Selain faktor kesiapan sopir dan bus, Heru mengatakan fokus inspeksi kendaraan angkutan Lebaran 2016 untuk bus antarkota antarprovinsi (AKAP) diarahkan pada lima komponen utama kendaraan, di antaranya sabuk pengaman, pengukur batas kecepatan, rem tangan parkir, kaca depan, serta ban dengan ambang batas minimal vulkanisir 1 milimeter.

“Kalau untuk komponen lain seperti lampu sein, wiper, dll. bisa diperbaiki sambil jalan. Tapi kalau lima komponen utama keselamatan tadi tidak ada, bus kami nyatakan tidak laik jalan. Perusahaan bus kami minta melengkapinya terlebih dulu sebelum bisa dipakai mengangkut penumpang mudik dan balik Lebaran,” jelasnya.

Menurut Heru, pemeriksaan kesiapan angkutan Lebaran 2016 dari tim gabungan Kementerian Perhubungan di Terminal Tirtonadi dilaksanakan selama tiga hari hingga Sabtu (18/6/2016). Setelah itu pemeriksaan dilaksanakan secara mandiri oleh pengelola terminal.

“Kami mengantisipasi semaksimal mungkin. Lebih baik tidak berangkat daripada tidak pernah sampai,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala UPTD Terminal Tirtonadi, Eko Agus Susanto, menyatakan timnya siap melaksanakan pemeriksaan mandiri baik untuk bus maupun cek kesehatan sopir dan awak bus. “Kami sudah rutin melaksanakannya. Khusus untuk arus balik, rencananya kami mendapatkan back up dari Polda Jateng,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya