SOLOPOS.COM - Kepadatan arus kendaraan arah Solo-Semarang terpantau di jalur Keboan, Ampel, Boyolali, Sabtu (9/7) sore. Pada puncak arus balik, kemacetan di jalur Ampel bisa mencapai 6 kilometer dengan titik kemacetan ada di Jembatan Bakalan, Tanduk, Ampel. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Lebaran 2016 memasuki puncaknya Sabtu-Minggu ini sehingga macet parah di jalan Solo-Semarang.

Solopos.com, BOYOLALI — Jalur utama Solo-Semarang mengalami kemacetan parah selama arus balik Lebaran 2016. Puncak arus balik diprediksi terjadi Sabtu-Minggu (9-10/7/2016). Namun kepadatan arus balik sudah meningkat signifikan sejak Jumat (8/7/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari, jalur Solo-Semarang terutama ruas Boyolali-Ampel macet hingga 6 kilometer. Petugas Satlantas Polres Boyolali baru bisa mengurai kemacetan di jalur tersebut pada Sabtu pagi sekitar pukul 02.00 WIB.

Ekspedisi Mudik 2024

Kemacetan dipicu penyempitan jalur di Jembatan Bakalan, Tanduk, Ampel. Selain itu, hanya ada satu jalur alternatif keluar Boyolali yakni via Bangak-Simo-Karanggede-Sruwen. Namun pada puncak arus balik, jalur alternatif itu justru tidak banyak dimanfaatkan. Pemudik tumpah di jalur utama Solo-Semarang.

Sementara itu, pantauan Solopos.com, Sabtu sore, kepadatan kendaraan pemudik di jalur utama Solo-Semarang mulai kembali meningkat sejak pukul 15.00 WIB. Selain di jalur Ampel, kepadatan juga terpantau di Jl. Perintis Kemerdekaan yang merupakan jalur lingkar selatan, alternatif Solo-Semarang. Di Jl.Perintis Kemerdekaan bahkan mulai macet hingga depan WIKA Mojosongo.

Kemacetan dari arah Solo juga terpantau di setiap traffic light seperti pertigaanRandusari, Teras; pertigaan Ngangkruk, Banyudono, dan pertigaan Ir. Soekarno. Kapolres Boyolali, AKBP M.Agung Suyono, melalui Kasatlantas, AKP Yuna Ahadiyah, memprediksi kemacetan di jalur utama mudik Solo-Semarang masih akan terjadi hingga Minggu ini.

“Kami sudah sebar personel di lokasi rawan macet bahkan tim urai juga sudah kami kerahkan. Namun, karena yang menjadi titik kunci kemacetan adalah penyempitan jalur di Jembatan Bakalan, yang bisa kami lakukan adalah penarikan arus kendaraan,” kata Yuna, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu.

Pada puncak arus balik, ruas jalan di Jembatan Bakalan dibagi menjadi tiga lajur, dua lajur untuk kendaraan arah Solo-Semarang, dan satu lajur untuk kendaraan Semarang-Solo. Dalam kondisi macet total, petugas menutup lajur dari arah Semarang.

“Itu rekayasa yang bisa kami lakukan. Lajur dari arah Semarang kami terapkan sistem buka tutup. Setiap satu jam, jalur dari Semarang kami tutup 15 menit. Untuk mengurangi penumpukan kendaraan pada lajur yang kami tutup itu, kendaraan dari Semarang menuju Solo kami alihkan ke Kebontimun menuju Simo,” papar Yuna.

Untuk mengurangi kemacetan pada jam puncak arus balik yakni sore hingga malam, petugas terpaksa menghentikan sementara truk tangki yang melintas dan di kumpulkandi Sumber Perah hingga arus kembali lancar. “Kami utamakan kendaraan pribadi dan bus.”

Dia mengimbau kepada pemudik yang akan melintasi Boyolali menuju arah Semarang bisa menggunakan jalur alternatif Simo-Klego-Karanggede-Sruwen. “Jadi dari pertigaan Bangak Banyudono belok ke kanan arah Simo. Kami sudah siapkan rambu penunjuk arah.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya