SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi potong (Rachman/JIBI/Bisnis)

Lebaran 2016, dua pekan menjelang Lebaran, permintaan sapi potong masih minim.

Solopos.com, BOYOLALI–Dua pekan menjelang Lebaran, permintaan sapi hidup di Kecamatan Nogosari masih sepi. Para petani menduga sepinya permintaan sapi lokal di sentra ternak sapi itu karena pengaruh impor daging sapi jelang Lebaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com di Desa Kenteng, Nogosari, Rabu (22/6/2016), aktivitas jual beli sapi di desa tersebut masih sepi. Biasanya, kata para petani, dua pekan menjelang Lebaran, banyak pembeli yang mendatangi desa mereka untuk membeli sapi. “Lebaran kali ini sepi. Kayaknya petani bakal merugi lagi karena daging sapi impor,” papar seorang petani sapi asal Dukuh Taruban, Kenteng, Nogosari, Surata.

Surata menjelaskan sepinya pembeli kali ini bisa menjadi salah satu tanda bahwa permintaan sapi lokal bakal menurun. Sebab, jika permintaan daging sapi tinggi, biasanya akan diiringi dengan tingginya permintaan sapi lokal. “Pasar sapi saja masih sepi, otomatis pembeli yang ke peternak langsung juga sepi,” paparnya.

Surata mengaku waswas Lebaran kali ini bakal menjadi lebaran kelabu bagi peternak sapi. Kecemasan Surata itu cukup beralasan. Sebab, kata dia, saat ini daging di pasaran sudah turun harganya pada kisaran Rp90.000/kg. “Saya sudah dapat kabar langsung dari teman saya yang juga pedagang. Katanya harga daging sapi sudah turun lagi,” akunya.

Kondisi ini dipastikan akan membuat petani harus berpikir ulang untuk melepas sapinya kepada pembeli. Sebab, jika harga pasaran daging sapi sudah Rp90.000/kg maka petani akan merugi. Padahal, terangnya, saat ini sudah memasuki kebutuhan anak sekolah dan Lebaran. “Kalau harga sapi tinggi maka para jagal akan mencari sapi di kampung kampung. Tapi jika rendah, mereka mencari di pasar, saya kira sudah cukup,” terangnya.

Surata menyayangkan adanya program impor daging sapi jelang Lebaran. Hal itu akan membuat petani rugi mengingat petani membeli sapi kecil sudah harga mahal. ” Kalau belinya sapi kecil murah, mungkin kami bisa menerima. Tapi, kan kami beli sapi kecil sudah mahal,” tambah peternak sapi lainnya dari Desa Potronayan, Nogosari, Agus Setyono.

Mestinya, kata dia, kebijakan impor daging sapi itu disosialisaikan jauh jauh hari agar petani bisa mengatur kapan harus beli sapi kecil dan kapan panen.

Senada dengan peternak sapi Nogosari, Ketua Aspin Boyolali, Suparno, juga menyayangkan adanya kebijakan impor daging menjelang Lebaran. Kebijakan tersebut dipastikan akan membuat petani rugi besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya