SOLOPOS.COM - Petugas uji kir menguji kelaikan truk di UPTD PKB Dishubkominfo Sragen, Kamis (9/6/2016). UPTD PKB mulai memperketat uji kir untuk angkutan Lebaran jenis bus AKAP dan AKDP. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Lebaran 2016 para pemudik yang akan ke Sragen diprediksi lebih dari 500.000 orang.

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Sragen memprediksi jumlah pemudik yang menggunakan angkutan umum pada mudik Lebaran 2016 mencapai 538.077 orang. Prediksi tersebut meningkat 25.623 orang bila dibandingkan realisasi pemudik tahun 2015 yang hanya 512.454 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk mengantisipasi kecelakaan angkutan umum, Dishubkominfo Sragen memperketat uji kelaikan kendaraan (kir).

Kasi Angkutan Dishubkominfo Sragen, Edy Setiyanto, saat bertemu solopos.com, Kamis (9/6/2016), menyampaikan data jumlah pemudik yang menggunakan jasa angkutan umum. Data jumlah pemudik itu meningkat sejak 2014, yakni 475.050 orang menjadi 512.454 orang pada 2015. Jumlah pemudik tersebut, kata Edy, kemungkinan meningkat pada 2016 yang mencapai 538.007 orang.

Selain itu, Edy juga menyampaikan data jumlah angkutan Lebaran 2016. Angkutan bus antarkota antarprovinsi (AKAP), kata dia, cenderung menurun menjadi 15 unit pada 2016. Padahal pada 2015 bus AKAP, sambung dia, mencapai 21 orang. Penurunan jumlah bus itu juga terjadi pada angkutan umum antarkota dalam provinsi (AKDP) yang sekarang tinggal 31 unit.

“Kecenderungan jumlah angkutan Lebaran memang menurun dari tahun ke tahun,” katanya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Dishubkominfo Sragen, Suparno, menyampaikan untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas terutama pada armada angkutan Lebaran UPTD PKB lebih memperketat uji kir. Dia menyampaikan bila standar kelaikan pada hari biasa masih ada toleransi sampai 80% maka pada menjelang Lebaran meningkat menjadi 90%.

“Kami akan mewaspadai uji kir untuk bus AKAP, AKDP, dan angkutan kota/pedesaan. Perlengkapan seperti tabung APAR [alat pemadam api ringan] itu harus ada untuk bus AKAP. Martil pemecah kaca juga harus tersedia untuk antisipasi keadaan darurat. Perlengkapan standar itu mulai ada karena adanya kesadaran pengusaha,” ujar Suparno.

Suparno mengatakan Dishubkominfo bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait akan melakukan uji petik di Terminal Pilangsari untuk mengecek kelaikan bus AKAP dan AKDP. Selain uji petik, sambung dia, Dishubkominfo juga akan memeriksa kelaikan jalan kendaraan di sejumlah perusataan otobus (PO).

Suparno menyebut angka kecelakaan lalu lintas sepanjang 2015 di Indonesia mencapai 83.000 orang meninggal dunia. Dia berpendapat kecelakaan lalu lintas itu juga berdampak pada munculkan kemiskinan ketika ada kepala keluarga meninggal dunia. Oleh karenanya, Suparno menyatakan Pemerintah Kabupaten berkontribusi dalam mengantisipasi kecelakaan. Apalagi kondisi Sragen sekarang, kata dia, pertumbuhan kendaraan bermotor tak sebanding dengan peningkatan jalan.

“Data dari Samsat Sragen, pertumbuhan motor di Sragen mencapai 3.000 unit per bulan. Kami hanya bisa mengimbau kepada pengguna jalan agar berhati-hati dan menjaga keselamatan dalam berkendaraan. Dari pengemudi bus pun juga ada kesadaran untuk menjaga keselamatan penumpang. Faktor personal sangat berpengaruh pada angka kecelakaan lalu lintas,” ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya