SOLOPOS.COM - Pedagang Buah Pasar Gede, Solo, Rabu (17/6/2015). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Lebaran 2016, kios buah segar di Selogiri menjadi jujugan para pemudik.

Solopos.com, WONOGIRI–Kios buah segar di tepi ruas jalan Kaliancar-Krisak, Selogiri, Wonogiri, menjadi jujugan para pemudik dari luar daerah. Mereka membeli buah di dua kios di lokasi tersebut sebagai buah tangan keluarga di Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemilik kios buah, Sipon, 38, saat ditemui Solopos.com di kiosnya, Kamis (7/7/2016), mengatakan pemudik mulai membanjiri kios buahnya sejak enam hari sebelum Lebaran. Pemudik yang njujug ke kios lebih banyak lagi pada H-3 hingga H-1 Lebaran. Biasanya mereka datang saat dini hari, pagi, dan sore. Kebanyakan mereka pemudik bermobil dari Jakarta, Bandung, dan Bali.

Pada hari biasa di luar Ramadan rata-rata pembeli kurang dari 300 orang tiap hari. Menjelang Lebaran pembeli mencapai 500 orang-600 orang tiap hari. Pada Lebaran hari kedua pembeli kebanyakan warga yang bersilaturahmi. Ada pula pemudik, namun tak banyak.

“Ada banyak pemudik yang sudah jadi langganan saya. Tiap tahun mereka njujug ke sini [ke kios] beli buah untuk oleh-oleh keluarga di kampung halaman,” ucap Sipon.

Dia menilai pemudik banyak yang njujug karena letak kiosnya strategis, yakni berada di tepi jalan masuk Wonogiri. Sipon mencatat terdapat pemudik yang membeli melon sekarung yang isinya 15 buah. Ada pula yang membeli kelengkeng sekeranjang. Namun, ada pula yang hanya membeli buah 2 kg atau 3 kg.

Sipon mengaku hanya menjual buah berkualitas bagus. Ada buah yang harganya naik sejak awal Ramadan, yakni jeruk. Harga sebelumnya Rp15.000/kg menjadi Rp20.000/kg. Sedangkan harga buah lainnya tetap sama. Apel fuji dijual seharga Rp60.000/kg-Rp65.000/kg, apel merah Rp45.000/kg-Rp50.000/kg, semangka Rp5.000/kg-Rp7.000/kg, melon Rp10.000/kg-Rp12.000/kg.

Sipon meningkatkan persediaan untuk mengantisipasi peningkatan permintaan. Pada hari biasa di luar Ramadan dia menyetok dua peti berisi 1 kuintal buah-buahan tiap jenis buah/hari. Sejak awal Ramadan dia menyetok hingga enam peti atau 3 kuintal tiap jenis buah/hari. Omzetnya pun meningkat 100 persen. Pada hari biasa omzetnya Rp3 juta-Rp5 juta/hari. Kini Rp9 juta-Rp10 juta/hari.

Pemilik kios buah lain di wilayah yang sama, Pardi, 35, menyampaikan hal serupa. Banyak pemudik yang berhenti sejenak di kiosnya untuk membeli buah. Saking banyaknya yang datang, tepi jalan raya Kaliancar-Krisak depan kios kerap dipenuhi mobil. Kiosnya mulai ramai pemudik sejak H-3 Lebaran lalu. Peningkatan penjualan membuat omzetnya naik dari sebelumnya Rp5 juta/hari menjadi Rp10 juta/hari.

“Buah yang saya jual bagus semua. Ada yang dari Jember, Banyuwangi [keduanya Jawa Timur], ada juga yang dari Bali,” ulas Pardi.

Pemudik dari Cimahi, Jawa Barat asal Sidoharjo, Wonogiri, Warsono, mampir di kios Sipon meski dia menumpangi bus umum. Dia membeli beberapa kilogram apel dan buah lainnya.

“Buat oleh-oleh keluarga,” kata dia sambil menuju bus yang ditumpanginya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya