SOLOPOS.COM - ilustrasi mudik lebaran sebelum pandemi. (dok-Solopos.com)

Lebaran 2016, Kemenhub sebut kesiapan angkutan Lebaran di terminal tipe A memprihatinkan.

Solopos.com, SOLO–Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Pudji Hartanto Iskandar, menyebut kesiapan bus angkutan Lebaran 2016 di sejumlah terminal tipe A masih memprihatinkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Temuan tersebut berdasarkan hasil inspeksi rampcheck (pengecekan bersama lintas instansi) bersama jajaran Dinas Perhubungan, Kepolisian, Bina Marga, dan Jasa Raharja di sejumlah terminal tipe A di Indonesia beberapa hari terakhir.

“Instruksi Menteri Perhubungan, semua angkutan Lebaran harus benar-benar siap. Kami lihat prasarana di terminal seperti di Solo sudah siap. Pelayanan juga sudah oke. Namun untuk faktor keamanan angkutan, dari [pengecekan] di Jakarta sampai di Solo saya lihat masih memprihatinkan,” terangnya saat ditemui seusai pemeriksaan bus di Terminal Tirtonadi, Jumat (17/6/2016).

Pudji menjabarkan beberapa temuan inspeksi di lapangan masih ditemui bus dengan kaca bagian depan pecah dan ban gundul (kedalaman vulkanisir kurang dari satu milimeter). Padahal, dua hal tersebut masuk ke dalam lima komponen wajib yang harus dipenuhi armada agar mendapatkan sertifikat laik jalan.

“Masih prihatin. Dari jumlah 200 yang diinspeksi, hanya 20 atau 30 yang oke. Yang lain bisa jalan tapi harus diperhatikan,” bebernya.

Selain menemukan angkutan yang belum memenuhi kualifikasi teknis laik jalan, Pudji menyebutkan pihaknya juga mendapati modifikasi pintu pengemudi yang menyalahi aturan dan berpotensi mereduksi faktor keselamatan.

“Temuan kami, pintu di sebelah kanan sopir seharusnya tidak ada. Demi keamanan dan sesuai undang-undang, pintu seharusnya tidak ada. Yang berhak buka pintu hanya teknisi. Itu pun kalau mesin ada di depan. Faktanya masih ada bus nakal. Kami akan awasi karoseri jangan sampai ada  PO yang minta modifikasi pintu,” jelasnya.

Dirjen Perhubungan Darat juga menyorot penggantian transmisi bus dari manual menjadi otomatis. “Matic itu enggak boleh. Banyak yang kreatif tapi salah. Salah satunya juga ada yang mengubah pintu belakang dipasang deck. Itu tidak boleh. Ada juga yang memodifikasi kursi depan pintu darurat. Harusnya tidak boleh ada tempat duduk recleaning seat. Itu menghalangi pintu darurat,” paparnya.

Menurut Puji, inspeksi bus angkutan Lebaran yang dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum musim mudik bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat menggunakan transportasi massal khususnya bus. Dari hasil riset Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi tahun ini mengalami lonjakan 5%-10% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Prediksi kami, pemudik dengan angkutan umum naik satu sampai dua persen. Mereka banyak beralih menggunakan kereta api, pesawat terbang, dan sebagian besar bawa mobil pribadi dan sepeda motor. Dengan adanya rampcheck ini diharapkan masyarakat makin percaya naik bus,” harapnya.

Sementara itu, Kasubdit Pengendalian Keselamatan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Marwanto Heru Santoso, mengungkapkan dari inspeksi pemeriksaan kendaraan di Terminal Tirtonadi, Kamis (16/6/2016), terdapat 29 bus yang diperiksa. “Hasilnya hanya sembilan bus yang clear. Yang lain ada enam bus yang tidak memenuhi syarat. Sisanya kami minta untuk segera dibenahi,” bebernya.

Menurut Heru, tahun ini pihaknya tidak segan memberikan sanksi tegas bagi bus yang kedapatan melanggar aturan. “Kami akan memberikan sanksi administratif. Sanksinya bisa pembekuan sampai pencabutan izin armada,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya