SOLOPOS.COM - Ilustrasi kepadatan lalu lintas saat musim mudik Lebaran. (JIBI/Soloopos/Dok.)

Lebaran 2016, pemudik dengan kendaraan pribadi diprediksi akan melonjak.

Solopos.com, SOLO–Pengoperasian tol baru di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) diproyeksi memantik minat pemudik untuk menggunakan kendaraan pribadi sebagai alternatif utama transportasi pada Lebaran 2016.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Riset Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, kepada Solopos.com, Rabu (27/4/2016). “Penambahan ruas tol Pejagan-Brebes, Bawen-Salatiga, dan kemungkinan Solo-Kertosono diprediksi tidak mengurangi waktu tempuh kendara. Pasalnya, penambahan ruas tol justru memancing pemanfaatan kendaraan pribadi,” terangnya.

Pengamat Transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang ini belum menyebutkan persentase potensi kenaikannya secara pasti karena sedang menghitungnya. Namun dia memerkirakan kendaraan pribadi masih dipilih sebagai opsi utama pilihan pemudik tahun ini.

Ekspedisi Mudik 2024

“Berlimpahnya penggunaan kendaraan pribadi untuk mudik merupakan akibat belum optimalnya layanan transportasi umum di kampung halaman yang belum bisa diandalkan. Mau sewa mobil di daerah tujuan juga mahal, karena tarifnya naik dua kali lipat dibandingkan biasanya. Selain itu membawa kendaraan pribadi juga masih dipandang simbol keberhasilan,” tuturnya.

Selain dipicu minimnya ketersersediaan transportasi publik di kampung halaman, Djoko menyebutkan kans pemudik mendapatkan tiket transportasi umum favorit, kereta api, juga makin sulit semenjak penerapan tiket berbasis kursi pada 2013 lalu.

“Memang sekarang kereta api menjadi manusiawi dan nyaman sekali, namun kapasitasnya turun 200 persen dibandingkan sebelum adanya aturan tiket dengan tempat duduk. Perubahan ini membuat pemudik harus mencari alternatif lain saat tidak kebagian tiket kereta api yang sangat terbatas,” jelasnya.

Hal itu berkebalikan dengan tren menggunakan sarana transportasi bus untuk pulang kampung. Djoko mengatakan selama beberapa tahun terakhir penumpang bus terus merosot lantaran penambahan infrastruktur darat yang stagnan. Selain itu waktu tempuh lantaran makin padatnya jalanan dengan kendaraan pribadi membuat waktu tempuh makin molor dan sulit diprediksi.

“Tidak semua daerah punya terminal seperti Tirtonadi. Biasanya terminal berada di pinggiran kota yang sulit terakses dengan dukungan infrastruktur minim. Kajian yang dilakukan Kementerian Perekonomian 2008 lalu, untuk mudik bebas macet diperlukan jalan delapan jalur agar lancar. Faktanya sampai sekarang baru empat jalur. Tentunya masih ada kemacetan panjang di beberapa jalan,” katanya.

Selain pengguna kendaraan roda empat, Djoko memerkirakan penggunaan sepeda motor untuk mudik juga masih tinggi meskipun pemerintah telah menggaungkan program mudik gratis dengan tujuan menekan angka kecelakaan.

“Keinginan pemudik menggunakan sepeda motor disebabkan langkanya angkutan di desa. Biaya mudik dengan sepeda motor juga lebih murah 40% dibandingkan bus. Maraknya pemudik sepeda motor menggambarkan terbatasnya transportasi umum yang aman dan ekonomis. Penanganan pemudik sepeda motor bisa ditekan dengan menyediakan transportasi umum dan mengendalikan urbanisasi,” sarannya.

Menurut Djoko, beberapa potensi rawan kemacetan di jalur Pantura tahun ini masih disebabkan pasar tumpah, perlintasan kereta api, jalan raya, serta jalur simpul keluar tol Brebes Timur lantaran belum ada interchange.

Secara terpisah, Kepala UPTD Terminal Tirtonadi, Eko Agus Susanto, mengakui saat ini minat masyarakat untuk menggunakan bus terus menurun. Meski demikian, dia optimistis tahun ini peminat transportasi bus untuk mudik akan meningkat.

Menurut Eko, pihaknya telah mempersiapkan Terminal Tirtonadi untuk mudik tahun ini termasuk dengan pengecatan seluruh bangunan, penataan loket bus malam, penempatan i-gate ticketing, pembuatan ATM centre, serta menyiapkan mesin transaksi nontunai untuk pembayaran di terminal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya