SOLOPOS.COM - Ilustrasi komoditas (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Lebaran 2016, harga kebutuhan pokok di Kota Solo relatif stabil.

Solopos.com, SOLO–Memasuki pekan keempat Ramadan, harga barang komoditas di pasar cenderung stabil. Hanya cabai rawit merah dan petai yang tercatat naik cukup tinggi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo, Achmad Purnomo, mengatakan harga relatif stabil, bahkan tidak sedikit yang harganya turun meski tidak terlalu signifikan, seperti minyak goreng, cabai merah besar, cabai rawit putih, nangka muda, bawang putih, dan gula pasir. Penurunan harga paling signifikan adalah untuk nangka muda.

“Harga relatif stabil, tidak ada penurunan atau kenaikan harga yang tajam. Pedagang kebanyakan tidak mengetahui alasan [harga] turun atau naik. Namun dari sisi permintaan hingga kini cukup stabil dan stok juga aman. Tidak ada kendala distribusi,” ungkap Wakil Wali Kota Solo ini saat ditemui wartawan seusai inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Legi, Selasa (28/6/2016).

Dia mengatakan harga daging sapi saat ini cenderung syabil, yakni Rp120.000 untuk kualitas super. Menurut dia, di pasar sempat ada penawaran daging beku dari distributor. Namun ditolak karena tidak ada peminat karena dianggap kualitasnya tidak sebaik daging sapi segar.

Kenaikan harga justru terjadi di jeroan sapi karena banyak jeroan yang dikirim ke luar kota. Hal ini mengingat impor yang dilakukan hanya impor daging sapi. Padahal jeroan ini merupakan bahan baku untuk pembuatan makanan tradisional.

Wakil Ketua TPID Solo, Bandoe Widiarto, mengungkapkan harga daging ayam ras di Pasar Legi mengalami kenaikan dari Rp32.000/kg menjadi Rp33.000/kg. Menurut dia, harga daging ayam ras ini akan terus dipantau. Hal ini mengingat daging ayam ras paling banyak menyumbang inflasi saat Ramadan dan Lebaran selama lima tahun terakhir.

“Kami berharap inflasi Ramadan ini tidak setinggi tahun lalu yang mencapai 0,96% tapi bisa seperti tahun sebelumnya, 0,56%,” ujarnya.

Dia mengatakan 5 K yang menjadi tugas TPD terus dijalankan, yakni ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, komunikasi kebijakan, serta koordinasi dan kerja sama. Menurut dia, berdasarkan informasi yang diperoleh dari pedagang, pasokan dan distribusi lancar. Kenaikan harga yang terjadi dinilai masih wajar.

“Komunikasi terkait bijak belanja terus dilakukan melalui media massa, media sosial, sosialisasi langsung ke masyarakat hingga kerja sama dengan pendakwah dari Departemen Agama. Hal ini dinilai cukup efektif karena permintaan kenaikan terpantau cukup stabil, tidak ada lonjakan yang signifikan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya