SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyalami tamunya sesaat setelah mereka datang ke rumahnya di Desa Jaten, Selogiri, Wonogiri, Lebaran hari kedua Kamis (7/7/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Lebaran 2016 kali ini Bupati Wonogiri Joko Sutopo menerima tamu-tamu beralaskan tikar.

Solopos.com, WONOGIRI – Bupati Wonogiri Joko Sutopo duduk bersila di tikar berbincang dengan dua orang lelaki di ruang utama rumahnya di Dusun Brang Kulon RT 001/RW 010, Desa Jaten, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Lebaran kedua Kamis (7/7/2016).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Mereka berbincang seperti layaknya tetangga. Lelaki yang akrab disapa Jekek itu mengenakan batik panjang berwarna merah dipadu celana hitam dan peci hitam. Kedua tamunya hanya mengenakan kaus. Tak lama keduanya beranjak.

Tak berselang lama tamu lain datang, dua lelaki, satu perempuan, dan seorang anak. Satu per satu mereka menghampiri, menjabat tangan Joko, dan melaksanakan ritual meminta maaf dengan singkat. Selepas itu Joko meraih sebendel uang baru pecahan Rp20.000 yang tergeletak di belakangnya, mengambilnya beberapa lembar, dan memberikannya kepada anak kecil itu. Obrolan ringan tercipta di antara mereka beberapa menit saja.

Ekspedisi Mudik 2024

“Mas Jekek, bade foto-foto nggih [mau minta foto-foto],” pinta salah satu dari mereka.

“Boleh boleh, ayo sini,” jawab bapak satu anak itu.

Wajah para tamu berseri. Mereka lekas berdiri memosisikan diri di dekat Joko. Merespons hal itu lelaki 42 tahun tersebut merangkul mereka. Lelaki muda memotret mereka menggunakan kamera DSLR beberapa jepretan.

“Matur nuwun Mas Jekek. Pareng riyen, niki ajeng ten Pacitan [Terima kasih. Pamit dulu, kami mau ke Pacitan],” ucap pemuda yang memfoto mereka. Joko mempersilakan mereka undur diri.

Tak lama sepasang perempuan dan laki-laki dengan bibir atas diperban datang dengan memasang senyum. Selepas bersalaman dengan suami Verawati itu keduanya menuju ruangan samping. Tak lama mereka kembali dan pamit.

“Sing ati-ati [hati-hati],” pesan Joko kepada tamu lelakinya yang bibirnya diperban.

“Mereka warga, semua saudara,” ucap Joko.

Datang lagi rombongan tamu bermobil lelaki, perempuan, dan anak-anak. Mertua Joko datang menyambut mereka dengan hangat. Para tamu menyalami Joko. Anak perempuan menghampiri menyambut uang pemberiannya.

“Terima kasih Mas Jekek,” ucap anak itu setelah diminta orang tuanya berterima kasih setelah diberi uang.

Tak menyianyiakan momentum, mereka lantas meminta foto bersama. Tamu belum pulang, datang rombongan tamu berbaju batik. Suasana ramai. Mereka duduk lesehan di tikar, berbincang apa adanya. Tak ada satu pun dari mereka menyantap makanan yang tersaji. Mereka silih berganti meminta foto bersama Joko. Kurang lebih 15 menit kemudian mereka berpamitan.

“Begini lah rumah saya. Saya menerima tamu cukup pakai tikar saja. Saya tak ingin ada jarak antara saya dengan warga. Pintu saya buka lebar-lebar, siapa pun boleh masuk,” ucap Bupati sambil menikmati es buah yang disiapkan istrinya. Lebaran yang sederhana, tapi dia bahagia.

Salah satu tamu dari Desa Nambangan, Selogiri, Agung, berujar Joko tidak berubah, tetap dekat dengan siapa pun dan sederhana.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya