SOLOPOS.COM - Aktivitas pedagang berjualan pakaian di kios Pasar Klewer Timur, Solo, Senin (11/4/2016). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Lebaran 2016, kegiatan ekonomi di Kota Solo belum berjalan normal.

Solopos.com, SOLO–Pelaksanaan Lebaran hari kedua, pedagang Pasar Sementara Pasar Klewer masih banyak yang tutup. Pedagang mulai banyak yang berjualan diperkirakan pada H+1 atau Jumat (8/7/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Kusbani, mengatakan menjelang Lebaran lalu ada kenaikan penjualan sekitar 40%. Menurut dia, dua pekan sebelum Lebaran, penjualan didominasi eceran karena untuk penjualan dalam jumlah besar biasanya sudah terjadi beberapa bulan sebelumnya.

Dia menyampaikan selama dua hari, yakni Rabu dan Kamis, tidak banyak pedagang yang beraktivitas di pasar karena lebih memilih libur untuk berkumpul dengan keluarga besar. “Mulai Jumat diperkirakan pembeli akan kembali meningkat, terutama untuk eceran. Hal ini karena banyak pemudik yang ingin mencari oleh-oleh untuk dibagikan ke tetangga atau pesanan. Oleh karena itu, jumlah pedagang yang buka juga akan lebih banyak meski belum semuanya,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Kamis (7/7/2016).

Dia mengatakan penjualan partai besar baru akan dilayani pada H+7 Lebaran setelah jasa ekspedisi mulai beroperasi kembali. Dia mengaku optimistis penjualan setelah Lebaran ini bisa lebih tinggi dari sebelumnya karena tingginya kebutuhan masyarakat.

Meski sejak sebelum Lebaran permintaan sudah tinggi, dia menyampaikan stok yang dimiliki pedagang masih cukup untuk memenuhi permintaan. Hal ini karena penambahan stok sudah dilakukan sejak jauh hari. Menurut dia, saat peak season seeprti saat ini, hampir semua barang yang dijajakan dicari oleh pembeli karena kebutuhan dan keinginan pembeli beragam.

Dia mengungkapkan di tahun kedua peak season di pasar sementara ini, omzet pedagang jika dibandingkan dengan saat masih di pasar yang lama belum sepenuhnya pulih. Menurut dia, penurunan penjualan sekitar 30%. Penurunan penjualan ini juga disumbang dari situasi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.

Dia menyampaikan minimnya aktivitas pedagangan selama dua hari ini menyebabkan potential lost minimal Rp7,66 miliar/hari. Hal tersebut diperoleh dari omset rata-rata 1.532 pedagang Rp5 juta-Rp10 juta/hari. Sementara itu, berdasarkan pantauan Solopos.com di Pusat Grosir Solo (PGS) belum seluruh pedagang berjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya