SOLOPOS.COM - Petugas memeriksa kelengkapan data dan bersiap menerima aduan dari masyarakat di ruangan Public Safety Center (PSC) 119, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Gajahan, Solo, Rabu (22/6/2016). Berdasarkan hasil kunjungan Menkes, Nila F. Moeloek, menyatakan sistem call center 119 Kota Solo sudah siap untuk menerima laporan gawat darurat kesehatan dari masyarakat. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Lebaran 2016, ada tiga daerah di Soloraya yang terkoneksi layanan 119.

Solopos.com, SOLO–Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyediakan kontak layanan kegawatdaruratan medis nasional lewat call centre 119, Jumat (1/7/2016) mendatang. Layanan gratis yang dikendalikan Pusat Komando Nasional Kemenkes ini telah terkoneksi dengan public safety center (PSC) atau sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) di Solo, Sragen, serta Boyolali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, di sela peninjauan kesiapan Posko Kesehatan Mudik di Terminal Tirtonadi, Rabu (22/6/2016) pagi, menyatakan sistem penanggulangan gawat darurat akan diterapkan berbarengan dengan masa mudik Lebaran 2016.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami luncurkan call centre 119 sehingga ketika ada sesuatu, bisa cepat ditangani. Anda tinggal menelepon, nanti kami yang menghubungi daerah [pelayanan kesehatan yang terkoneksi dengan pusat komando] terdekat. Mereka yang menjemput korban,” katanya.

Nila menjelaskan peluncuran layanan kegawatdaruratan terpadu nasional dengan sejumlah daerah di Indonesia ini diharapkan bisa menurunkan jumlah korban kecelakaan lalu lintas pada arus mudik dan balik Lebaran 2016.

“Tahun lalu angka kecelakaan juga sudah turun dengan upaya mudik gratis yang dilakukan pemerintah. Tapi kami tetap mengimbau nantinya pemudik bersepeda motor agar tidak memboyong serta anak dan istrinya. Sepeda motor ini yang paling riskan,” jelasnya.

Selain meluncurkan layanan kegawatdaruratan terpadu, Nila menyatakan pemerintah juga telah menyiapkan 3.100 posko mudik yang bisa dimanfaatkan beristirahat pemudik.

“Risiko mengantuk di jalan ini bahaya betul. Hilang konsentrasi sedetik saja bisa fatal. Kami sediakan posko supada pemudik bisa periksa tekanan darah, kadar gula darah. Diusahakan setiap empat jam mengemudi, istirahat paling tidak 15 menit,” ujarnya.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Bambang Wibowo, menambahkan untuk tahap awal pelayanan gawat darurat terpadu difungsikan di 27 kota/kabupaten di Indonesia. Berdasarkan data dari Kemenkes, SPGDT di Soloraya diterapkan di Solo, Boyolali, dan Sragen.

“Sementara mulai tanggal 1 Juli baru diterapkan di 27 kabupaten/kota dulu. Setelah itu kami upayakan bertahap naik. Persiapan sistem ini juga dikoordinasikan dengan kepolisian, rumah sakit, pemadam kebakaran dll,” jelasnya.

Menurut Bambang, alur pelayanan gawat darurat terpadu diproses ketika pusat komando menerima panggilan dari warga. Telepon diteruskan ke PSC kabupaten/kota yang menangani laporan gawat darurat. Kemenkes juga telah menyiapkan pusat informasi layanan kesehatan dan pengaduan layanan kesehatan untuk mendukung sistem tersebut melalui nomor Halo Kemkes di 1500-567.

Sementara itu, pantauan Solopos.com di PSC Kota Solo yang diakses lewat http://spgdt.surakarta.go.id/, Rabu siang, sudah terdapat 12 rumah sakit yang terkoneksi dengan layanan kesehatan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Informasi publik tersebut memuat ketersediaan kamar kosong berbasis jenis kelamin, VK, ICU, ICCU, ventilator, ambulance, dokter jaga, peta rumah sakit, hingga stok darah PMI Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya