SOLOPOS.COM - Pengguna jalan melewati perlintasan KA tanpa palang di Dusun Bedowo, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Sabtu (27/6/2015). (JIBI/Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Pengamanan lalu lintas di perlintasan kereta api (KA) tanpa palang semakin ditingkatkan. 

Solopos.com, SRAGEN—Sebanyak 216 petugas perlindungan masyarakat (linmas) bakal disiagakan untuk menjaga 36 perlintasan kereta api (KA) tanpa palang yang tersebar di Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasar pengamatan ssolopos.com, Sabtu (27/6/2015), salah satu perlintasan KA tanpa palang itu berlokasi di Dusun Bedowo, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo. Pelintasan KA tanpa palang itu cukup ramai dilintasi kendaraan baik roda empat maupun roda dua. Perlintasan KA tanpa palang itu berada di jalur alternatif dari Sidoharjo menuju Kedawung maupun Karangmalang.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Kesatuan Bangsa Politik dan Linmas (Kesbangpolinmas) Sragen, Giyadi, mengatakan setiap perlintasan KA tanpa palang akan dijaga linmas selama 24 jam sejak H-7 hingga H+7 Lebaran. “Supaya kerja linmas bisa lebih optimal, penjagaan selama 24 jam dibagi dalam tiga sif. Kalau dua sif ya kasihan. Sebab, pada H-7 Lebaran, sebagian besar linmas juga masih berpuasa,” kata Giyadi kepada solopos.com, Sabtu.

Satu titik perlintasan KA tak berpalang, kata Giyadi, bakal dijaga enam linmas yang terbagi dalam tiga sif. Dengan demikian, jumlah linmas yang dibutuhkan untuk menjaga 36 perlintasan KA tanpa palang di Sragen mencapai 216 orang. “Di Sragen ada sekitar 7.500 petuga linmas. Mereka yang bertugas menjaga perlintasan KA tanpa palang adalah linmas pilihan dari masing-masing desa. Mereka sudah profesional dalam bekerja,” papar Giyadi.

Perlintasan KA tanpa palang yang rawan terjadi kecelakaan antara lain berada di kawasan Nguwer, Jetak, Ngembat Padas, Gemolong, dan Miri. Belum lama ini, terjadi kecelakaan antara mobil pikap dengan KA Kalijaga jurusan Solo-Semarang di Miri yang mengakibatkan satu korban meninggal dunia. “Tugas dari linmas ini sangat mulia. Bayaran yang mereka terima tiap sif paling hanya Rp50.000. Tapi, mereka bekerja dengan sepenuh hari. Mereka sadar menjadi linmas itu bukan untuk bekerja, tetapi untuk mengabdi,” jelas Giyadi.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Sragen, Heru Martono, mengatakan total terdapat 53 perlintasan KA di Sragen. Dari 36 perlintasan KA yang tidak berpalang, hanya 16 perlintasan yang sudah beraspal. Sisanya merupakan jalan setapak yang masih berupa tanah atau beton. “Biasanya perlintasan KA tanpa palang yang belum beraspal itu dijadikan warga sebagai jalur tikus. Meski jalur tikus, tetap harus diawasi mengingat banyaknya pengguna jalan yang melintasinya,” terang Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya