Lebaran 2015 tak dilalui Jokowi di masjid Istiqlal tidak seperti presiden-presiden sebelumnya.
Solopos.com, JAKARTA – Dari tahun ke tahun, kepala negara, wakil kepala negara atau sejumlah pejabat tinggi selalu memilih menjalankan ibadah Shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta. Apa yang istimewa dari tempat ibadah tersebut?
Promosi Lewat BRInita, Kampung Hijau Kemuning Tangerang Sulap Lahan Jadi Produktif
Masjid Istiqlal rupanya merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara yang menjadi salah satu simbol kebanggaan Indonesia.
Masjid itu dianggap sebagai manifestasi rasa syukur atas kemerdekaan yang diraih setelah selama beratus-ratus tahun mengalami penjajahan. Oleh karena itu masjid dinamakan “Istiqlal” yang berarti bebas atau merdeka.
Berdasarkan informasi dari laman resmi sekretariat pengurus Masjid Istiqlal, pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961 dengan disaksikan oleh ribuan umat Islam.
Sayangnya, proses pembangunan sempat terhambat situasi politik yang kurang kondusif saat itu. Sampai akhirnya Menteri Agama KH. M. Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid dengan menyusun Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.
Tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Mulai 24 Agustus 1961, masjid diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978. Biaya pembangunan tercatat mencapai Rp7 miliar dan US$12 juta yang berasal dari anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN).
Sekretaris Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Subandi menyebutkan masjid yang berada di jantung Ibukota itu mampu menampung lebih dari 200.000 jamaah. Dengan porsi sebanyak 61.000 orang di sisi gedung utama, 8.000 orang di gedung pendahuluan, 5.000 orang di teras, dan sekitar 80.000 orang di sisi luar masjid.