SOLOPOS.COM - Ilustrasi Salat Iduladha. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Lebaran 2015 memiliki makna mendalam bagi umat Islam.

Solopos.com, SOLO – Salat Idulfitri atau Salat Id adalah ibadah salat yang dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal, setelah berakhirnya bulan Ramadan. Idulfitri berarti hari raya bagi tiap umat muslim di seluruh dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, Idulfitri dapat diartikan sebagai hari kemenangan. Kebiasaan yang berkembang di kalangan masyarakat Indonesia, perayaan Idulfitri didahului dengan takbiran.

Hal ini sesungguhnya merupakan manifestasi kebahagiaan setelah berhasil memenangi ibadah puasa, atau sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.

Secara harfiah, Idulfitri sering diartikan sebagai “kembali suci”. Pandangan yang banyak disetujui masyarakat Indonesia ini ternyata tak sepenuhnya tepat.

Dewan pembina laman Konsultasi Syariah Ustaz Ammi Nur Baits menilai setidaknya ada dua kesalahan fatal terkait pemaknaan ini. “Pertama, memaknai idulfitri dengan kembali suci. Dan ini kesalahan bahasa dan kedua keyakinan bahwa ketika idulfitri, semua muslim dosanya diampuni.”

Akibatnya Fatal

Ustaz Ammi mengutip Lisan Al-Arab, 3/315, menyebut Idulfitri berasal dari dua kata; id dan al-fitri. Id secara bahasa berasal dari kata aada – ya’uudu yang artinya kembali. Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama.

Ibnul A’rabi mengatakan, Hari raya dinamakan id karena berulang setiap tahun dengan kegembiraan yang baru.

Tanwir Al-Ainain halaman 5 mengatakan, kata id merupakan turunan kata Al-Adah, yang artinya kebiasaan. Karena masyarakat telah menjadikan kegiatan ini menyatu dengan kebiasaan dan adat mereka.

“Perlu diberi garis sangat tebal dengan warna mencolok, bahwa fitri TIDAK sama dengan fitrah. Fitri dan fitrah adalah dua kata yang berbeda. Beda arti dan penggunaannya. Namun, mengingat cara pengucapannya yang hampir sama, banyak masyarakat indonesia menyangka bahwa itu dua kata yang sama. Untuk lebih menunjukkan perbedaannnya, berikut keterangan masing-masing,” kata Ustaz Ammi.

Ustaz Ammi menjelaskan akibat keasalan ini banyak orang meyakini bahwa ketika idul fitri, semua orang yang menjalankan puasa ramadan, semua dosanya diampuni dan menjadi suci.

“Keyakinan semacam ini termasuk kekeliruan yang sangat fatal,” katanya.

Pertama, keyakinan bahwa semua orang yang menjalankan puasa ramadan, dosanya diampuni dan menjadi suci, sama dengan memastikan bahwa seluruh amal puasa kaum muslimin telah diterima oleh Allah, dan menjadi kaffarah (penghapus) terhadap semua dosa yang meraka lakukan, baik dosa besar maupun dosa kecil.

“Padahal tidak ada orang yang bisa memastikan hal ini, karena tidak ada satupun makhluk yang tahu apakah amalnya diterima oleh Allah ataukah tidak,” lanjut sang Ustaz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya