SOLOPOS.COM - Sate Kere Yu Rebi (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Mudik dan menikmati libur Lebaran 2014 bersama keluarga belum lengkap rasanya jika belum menyambangi sajian kuliner lokal. Sayangnya berburu panganan pada Hari Raya Idul Fitri bukan perkara yang gampang.

Kebanyakan penjaja kuliner khas Solo belum berjualan pada Lebaran hari pertama dan kedua. Namun tidak demikian dengan dua makanan khas Solo yang jarang ditemui di kota tetangga, tahu kupat dan sate kere. Dua kuliner merakyat ini tetap buka dan siap mengobati kerinduan pemudik pada masa paceklik warung makan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Suasana Warung Tahu Kupat Sido Mampir yang terletak di Jl. Dr. Radjiman (sebelah utara Pasar Kembang Solo), Senin (28/7/2014) siang, tampak dengan pembeli yang berjubel. Jajaran kursi di ruangan berukuran 3 x 5 meter tersebut telah penuh dengan pembeli yang sedang menikmati sajian makanan bercita rasa manis itu.

Sebagian pengunjung yang tak tertampung di bagian dalam warung, duduk secara lesehan di sebelah warung makan yang sudah berdiri sejak 1968 ini. Sebagian besar pembeli siang itu didominasi pemburu klangenan makanan lokal. Ini terlihat Jajaran mobil berpelat “B” yang terparkir di area jalur lambat yang dijadikan tempat parkir kendaraan.

Salah satunya, Bambang Prawiro, 51. Warga yang tinggal di Rawamangun, Jakarta Timur ini membawa serta istri dan tiga anaknya untuk jajan Tahu Kupat. “Kalau Lebaran pasti ke sini. Di Jakarta susah sekali mencari Tahu Kupat yang enak,” katanya saat berbincang dengan Espos, Senin siang.

Pemilik Warung Tahu Kupat Sido Mampir, Rustam Pujianto, mengatakan Lebaran bisa menjadi momentum yang tepat untuk mendongkrak penjualan. “Ini momen yang ditunggu-tunggu. Biasanya kami bisa menjual 1.000 porsi/hari. Kalau hari biasa paling banter 350-500 porsi. Tahun lalu omzet selama Lebaran bisa sampai Rp25 juta,” katanya.

Menurut pedagang yang meneruskan usaha ayahnya ini, terdapat perbedaan harga antara Lebaran dan hari biasa senilai Rp1.000. “Kenaikan untuk mengimbangi harga saja. Kalau hari biasa kami jual Rp6.000/porsi, yang pakai telur Rp9.000. Lebaran naik Rp1.000 soalnya harga kebutuhan juga melonjak,” ungkapnya.

Selain Tahu Kupat, Warung Sate Kere Yu Rebi yang tersebar di kompleks toko buku belakang Sriwedari, Jl. Kebangkitan Nasional, dan Galabo Solo juga kebanjiran pembeli setiap Lebaran datang.

Pemilik warung yang juga suami Yu Rebi, Suwardi, mengungkapkan warung yang ia kelola menambah stok 100% saat Lebaran tiba. “Biasanya stok daging dan jerohan sapi dagangan hanya 50 kg/hari. Khusus Lebaran, kami tambah 50 kg/hari. Untuk tempe gembus malah kami siapkan stok sampai enam kali lipat dari hari biasa,” bebernya, saat berbincang dengan Espos, Selasa (29/7).

Menurut Suwardi, pihaknya juga menaikkah harga jual Sate Kere sebagai imbas kenaikan harga bahan makanan dan sebagai bonus tambahan bagi pegawainya. “Sate daging kami jual Rp35.000/porsi, biasanya Rp30.000. Kalau yang tempe gembus Rp15.000/porsi, biasanya Rp10.000/porsi. Harga disesuaikan dengan kenaikan harga bahan dan untuk bonus lemburan gaji pegawai yang tidak mudik,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya