SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN-Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi kasus yang paling sering terjadi pasca lebaran. Tingginya mobilitas dianggap berpotensi memicu ISPA yang penularannya melalui virus.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, pada musim arus mudik hingga arus balik tahun lalu, tercatat 2.559 kasus ISPA. Gejalanya secara umum adalah deman, batuk, dan pilek yang tidak lebih dari 14 hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk mencegah penularan, perhatikan etika saat batuk dan bersin. Mulut dan hidung juga sebaiknya ditutup dengan masker,” kata Kepala Dinkes Sleman, Mafilindati Nuraini, Rabu (30/7/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Selain ISPA, penyakin lain yang rawan pasca lebaran berkaitan dengan pola makan yang berubah dan pencernaan. Setidaknya tahun lalu terjadi 1.480 kasus hipertensi dan 624 kasus gangguan perut dan maag.

“Hipertensi misalnya, itu juga berhubungan dengan pola makan. Mereka yang punya riwayat darah tinggi hendaknya menjaga diri dari makanan yang bisa memicu kambuhnya penyakit ini,” papar Mafilindati.

Mafilindati menambahkan ada 543 orang yang tahun lalu memeriksakan diri ke puskesmas-puskesmas di Sleman akibat kelelahan. “Kemungkinan besar disebabkan lelah perjalanan mudik, banyaknya kunjungan sanak saudara, dan mobilitas yang memang meningkat,” ujarnya.

Masa lebaran tahun lalu juga diwarnai dengan 489 kasus gangguan kulit. “Kalau kejadian luar biasanya ada varisela atau cacar air pada 3 pasien,” imbuh Mafilindati. Dia lalu menghimbau masyarakat agar tetap memperhatikan kebersihan lingkungan, pola makan, istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya