SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali, Seno Samodro (tengah), berbincang dengan Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto (tiga dari kanan), didampingi oleh Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono (dua dari kanan), Ketua DPRD Boyolali, S. Paryanto (dua dari kiri), dan Dandim Kodim 0724 Boyolali, Letkol (Kav) Topri Daeng Balaw sebelum pelaksanaan salat id di Alun-alun Boyolali, Senin (28/7/2014).(JIBI/Solopos/Ahmad Baihaqi)

Solopos.com, BOYOLALI–Bupati Boyolali, Seno Samodro melaksanakan Salat Idul Fitri di Alun-alun kota Boyolali yang terletak di kompleks perkantoran pemerintah kabupaten, Kemiri, Senin (28/7/2014). Pelaksanaan salat id di alun-alun kota tersebut juga diikuti jajaran Muspida Boyolali.

Sebelum melaksanakan salat id Seno Samodro mengatakan dalam sambutannya momen Idul Fitri juga bisa ikut andil dalam menciptakan kehidupan berbangsa dan negara secara rukun. Menurutnya masyarakat Boyolali harus bisa mengambil hikmah dari momen tersebut untuk kembali menjadi pribadi yang fitri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selanjutnya bupati mengungkapkan permintamaafannya kepada seluruh masyarakat Kota Susu mewakili jajaran pemerintahan, apabila dalam mengemban amanah terdapat kesalahan. “Saya mewakili jajaran pemerintahan Boyolali mengucapkan minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh masyarakat apabila ada salah dalam melaksanakan pemerintahan,” katanya.

Di sisi lain Bupati mengatakan saat ini terdapat 23 kantor SKPD terpadu di kompleks perkantoran pemkab Boyolali sudah. Pihaknya berharap dapat segera menyelesaikan proyek terpadu tersebut. Selain itu juga akan dibangun lima tempat peribadatan di kompleks tersebut.

Dalam kesempatan itu yang bertindak sebagai imam adalah KH. Abdul Hayyi berasal dari Kecamatan Ampel. Sementara untuk khatib yaitu Kasubag Tata Usaha Kemenag, Drs. H. Asikin M.Ag.

Dalam khutbahnya Asikin menyampaikan Idul Fitri merupakan hari kemenangan, termasuk kemenangan emosional dan intelektual bagi umat muslim. Setelah menahan diri sebulan puas, menurutnya itu merupakan kemenangan emosional yang signifikan karena dapat mengendalikan hawa nafsu sebulan penuh.

Sementara kemenangan intelektual berarti harus memahami kadar keseimbangan. Dimana sesuatu selalu empunyai dua sisi baik positif maupun negatif. “Kita harus bisa mengukur segala sesuatu seara seimbang, baik itu positif negatifnya, atau bahkan kualitas maupun kuantitasnya,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya