SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi)

SOLO — Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Solo memprediksi kinerja pembiayaan sektor otomotif tahun 2013 bisa tumbuh di kisaran angka 10%. Ketua APPI Solo, Yudha Bawono, menyampaikan proyeksi pertumbuhan itu sejalan dengan prediksi pertumbuhan pasar otomotif Soloraya tahun ini, yang diproyeksikan tumbuh di kisaran angka 10%-15%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia juga mengatakan, pertumbuhan industri pembiayaan secara otomatis akan dipengaruhi pertumbuhan ekonomi secara nasional. Pihaknya pun tidak berani mematok target terlalu tinggi, karena ekonomi tahun 2013 masih dibayang-bayangi beberapa kebijakan yang diperkirakan menghambat seperti rencana kenaikan tarif dasar listrk (TDL) atau bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, tahun 2013 yang sudah memasuki tahun politik juga diperkirakan akan memberikan pengaruh.
“Tapi, jika pemerintah benar-benar mendukung produksi mobil murah, seperti Agya dan Ayla, maka industri otomotif akan semakin tumbuh. Kinerja leasing, akan mengikuti, paling tidak kami bisa tumbuh 10%. Kalau 20% saya kira terlalu berat,” kata Yudha.

Selain pasar mobil baru, Yudha juga menjelaskan mengenai potensi pasar leasing dari penjualan mobil bekas. Dia memperkirakan, dengan munculnya mobil-mobil murah, maka penjualan mobil bekas akan turun. “Orang pastinya pilih mobil baru. Saat ini pun, pedagang mobil bekas mulai mengeluhkan sepinya permintaan,” kata dia.

Ketua Masyarakat Otomotif Surakarta (Most), Ibnu R Sahoer, menyampaikan tahun ini sektor otomotif diproyeksikan tumbuh di kisaran angka 10%-15%. Pasar otomotif Soloraya tahun 2011 mampu mencatat lebih dari 11.000 unit. “Dengan target pertumbuhan itu, jadi paling tidak pasar otomotif di Soloraya tahun 2013 bisa mencapai 12.000 unit hingga 13.000 unit. Dan 90% dari total pasar itu, memilih beli kendaraan dengan cara kredit,” kata Ibnu, saat dihubungi terpisah.

Mengenai proyeksi pertumbuhan pasar otomotif, Ibnu juga mengatakan, jika tidak ada kebijakan pemerintah yang dinilai menghambat maka target pertumbuhan 10%-15% bukan target yang muluk-muluk. Apalagi, jika peraturan low cost green car sudah diteken pemerintah dan muncul mobil-mobil murah. “Harapannya memang tidak ada kebijakan yang mempengaruhi daya beli pasar. Karena sejauh ini, aturan mengenai uang muka minimal saja tidak berpengaruh.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya